Mengalahkan Godaan

Minggu, 9 Maret 2025 – Hari Minggu Prapaskah I

72

Lukas 4:1-13

Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun. Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.” Jawab Yesus kepadanya: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.”

Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”

Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”

Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari-Nya dan menunggu waktu yang baik.

***

Kisah Yesus dicobai Iblis mengingatkan kita pada kisah manusia pertama, yaitu Adam dan Hawa, yang jatuh ke dalam dosa karena terbujuk oleh godaan seekor ular yang cerdik. Namun, berbeda dengan Adam dan Hawa, Yesus tidak jatuh dalam godaan. Dengan tegas, Ia menolak tawaran Iblis. Dari jawaban-jawaban yang diberikan Yesus, kita bisa merasakan bahwa Ia tidak pernah berkompromi dalam menghadapi godaan. Semua godaan Iblis ditolak dengan mendasarkan diri pada firman Allah.

Iblis yang dihadapi Yesus adalah juga sosok yang cerdik. Ia menyerang titik terlemah Yesus sebagai manusia. Setelah berpuasa selama empat puluh hari, tentu Ia merasa lapar. Orang yang lapar mudah jatuh dalam godaan kalau kepadanya ditawarkan makanan. Namun, tidak demikian halnya dengan Yesus. Bujukan untuk mengubah batu menjadi roti ditolak dengan penegasan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja. Godaan kedua dan ketiga juga ditepis oleh-Nya. Kegagalan itu membuat Iblis mengundurkan diri dari hadapan Yesus.

Dalam hidup ini, kita berhadapan dengan banyak godaan Iblis yang membujuk kita agar berdosa dan menjauh dari Tuhan. Godaan itu terus datang silih berganti dan sering kali menyerang titik terlemah kita, mungkin uang, harta, jabatan, seksualitas, atau yang lain. Terhadap godaan-godaan yang datang silih berganti, kita diajak belajar dari Yesus yang menang terhadap semua godaan. Jangan mau kompromi, tetapi tolaklah semua godaan yang datang dengan tegas.

Tuhan, bantulah kami untuk menang terhadap semua godaan yang datang silih berganti dalam hidup kami.