Meninggikan Anak Manusia

Selasa, 8 April 2025 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

58

Yohanes 8:21-30

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” Maka kata orang-orang Yahudi itu: “Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka: “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.” Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”

Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.

***

Orang sering keliru memahami pribadi Yesus. Maksud pernyataan-Nya juga banyak yang tidak mereka mengerti, seperti saat Yesus berkata bahwa diri-Nya adalah roti kehidupan, roti yang turun dari surga, dan air sumber hidup. Ketidakmengertian ini tidak jarang menimbulkan sungut-sungut, bahkan penolakan terhadap-Nya.

Kali ini, orang-orang bingung memahami pemberitahuan Yesus tentang kepergian-Nya. Mereka mengira bahwa Yesus mau bunuh diri! Yesus pun lalu menjelaskan tentang asal-usul diri-Nya, juga tentang cara kepergian-Nya nanti. Ia bukan dari dunia ini, melainkan dari Bapa. Pada saatnya, Ia akan pergi dengan cara ditinggikan oleh manusia. Pergi di sini berarti mati, sedangkan ditinggikan mengacu pada kematian-Nya di kayu salib.

Salib adalah peristiwa yang menentukan. Di situlah Yesus akan memperlihatkan identitas diri-Nya yang sejati. Dia adalah Mesias yang menderita. Dia adalah Mesias yang menebus dosa-dosa manusia dengan nyawa-Nya sendiri. Meski apa yang akan terjadi pada-Nya sungguh mengerikan, Yesus siap menanggung semuanya itu.

Saat memanggul salib kehidupan yang berat, kita sering menangis. Derita datang tiada henti, dan Tuhan rasa-rasanya tidak mau peduli. Jangan salah paham. Becermin pada peristiwa Yesus, salib justru akan menunjukkan identitas kita, apakah kita orang yang mudah menyerah pada keadaan, ataukah kita ini pribadi yang berani menerima tantangan. Panggullah salib dengan tabah. Dia yang mengutus kita senantiasa menyertai kita. Kita tidak pernah dibiarkan-Nya sendiri.