Yesus Menguji Para Murid-Nya

Jumat, 2 Mei 2025 – Peringatan Wajib Santo Atanasius

30

Yohanes 6:1-15

Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit. Dan Yesus naik ke atas gunung dan duduk di situ dengan murid-murid-Nya. Dan Paskah, hari raya orang Yahudi, sudah dekat. Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. Jawab Filipus kepada-Nya: “Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja.” Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: “Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?” Kata Yesus: “Suruhlah orang-orang itu duduk.” Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: “Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang.” Maka mereka pun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan. Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia.”

Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

***

Kesungguhan mengikuti Yesus perlu diuji. Tidak jarang, yang menguji adalah Yesus sendiri. Ketika melihat ada begitu banyak orang mengikuti-Nya, Yesus menguji murid-muridnya. Ia bertanya, “Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Yesus bertanya kepada Filipus, di mana murid-murid yang lain pun kemungkinan mendengar pertanyaan itu. Jumlah orang-orang itu sangat banyak, mencapai ribuan, sehingga menyediakan makanan bagi mereka akan menghabiskan gaji seorang buruh selama beberapa bulan.

Menurut keempat Injil yang semuanya berkisah tentang peristiwa ini, murid-murid Yesus menawarkan beberapa solusi yang berbeda. Ada yang sampai mengusulkan untuk mengabaikan masalah ini dengan menyuruh orang-orang itu pergi. Filipus sendiri sontak mengukur berapa jumlah uang yang diperlukan untuk memberi makan orang banyak itu. Ia berfokus pada solusi finansial untuk menghadapi masalah itu. Pada masa itu, seorang pekerja memperoleh sekitar satu dinar sebagai upah untuk kerja sehari.

Lalu, kita sampai pada jawaban Yesus. Ia memulai dengan mengucap syukur kepada Bapa. Ini adalah pengajaran agar para murid tidak mengandalkan kemampuan manusiawi mereka. Bergantunglah pada penyelenggaraan dan kemurahan hati Bapa.

Yesus sedari awal sebenarnya sudah tahu bagaimana Ia akan mengatasi masalah ini. Namun, Ia ingin melihat bagaimana para pengikut-Nya mencari jawaban atas kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Yesus menguji murid-murid-Nya untuk menyempurnakan iman mereka. Pada akhirnya, Yesus menunjukkan kepada mereka bahwa yang utama adalah bergantung kepada Tuhan. Datanglah kepada Tuhan. Tuhan akan memenuhi manusia dengan berkat yang mereka perlukan.

Sudahkah kita datang ke hadapan Allah dalam kesulitan-kesulitan kita? Menjadikan Allah nomor satu adalah pesan yang ingin disampaikan Yesus kali ini, yaitu agar pertama-tama kita mengandalkan Allah dalam keseluruhan hidup kita.