Yesus menurut Petrus

Jumat, 26 September 2025 – Hari Biasa Pekan XXV

16

Lukas 9:18-22

Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: “Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Jawab mereka: “Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” Yesus bertanya kepada mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun.

Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”

***

Mengenai diri-Nya, Yesus menghendaki jawaban yang lebih personal dari para murid-Nya, sehingga Ia bertanya, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Petrus sebagai juru bicara para rasul menjawab bahwa Ia adalah Mesias dari Allah. Gelar Mesias dipakai belasan kali dalam Injil Lukas dan Kisah Para Rasul untuk menunjuk pada Yesus sebagai utusan yang diurapi Allah. Mesias atau Kristus merupakan gelar atau sebutan untuk orang yang dipilih dan diurapi oleh Allah untuk menjadi penyelamat bagi umat-Nya. Dengan mengakui Yesus sebagai Mesias atau Kristus, Petrus hendak mengatakan bahwa Yesus adalah seorang yang dinanti-nantikan oleh dirinya dan orang Israel pada umumnya. Yesus adalah seorang yang memenuhi harapan dan aspirasi umat Israel.

Setelah mendapat jawaban personal dari Petrus bahwa Ia adalah Mesias dari Allah, Yesus selanjutnya dengan keras melarang para murid-Nya untuk memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Alasan larangan ini bukan karena gelar Mesias kurang tepat, melainkan karena para murid belum mampu memahaminya dengan baik, sebab berbeda dengan harapan populer Yahudi yang memahami Mesias sebagai seorang pemimpin politis dan militer yang akan membebaskan Israel dari dominasi kekuasaan Romawi. Dalam pemikiran dan keyakinan orang Yahudi, Mesias tidak mungkin mengalami penderitaan dan kematian karena dibunuh.

Larangan untuk memberitahukan identitas Yesus sebagai Mesias dari Allah disusul dengan pemberitahuan tentang penderitaan-Nya. Di sini, untuk pertama kalinya dalam Injil Lukas, penderitaan Yesus dinyatakan. Yesus memberitahukan bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala, dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga. Kata “harus” mengacu pada desain ilahi yang perlu ditaati secara total oleh Yesus. Kata “harus” dengan demikian adalah kata yang khas digunakan oleh Lukas untuk menampilkan kesetiaan dan ketaatan Yesus pada kehendak Bapa untuk membawa keselamatan bagi seluruh ciptaan.

Hari ini, Yesus bertanya kepada kita masing-masing, “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Mari kita meluangkan waktu sejenak dan bertanya dengan serius: Siapakah Yesus bagi kita? Bagaimana kehadiran-Nya memengaruhi hidup kita? Yesus tidak ingin kita hanya percaya kepada-Nya. Yesus menginginkan hubungan pribadi dengan kita masing-masing. Dia ingin menjadi pusat kehidupan kita. Sudahkah kita membuka pintu hati kita bagi-Nya?