Ruang Perjumpaan

Minggu, 9 November 2025 – Pesta Pemberkatan Basilik Lateran

21

Yohanes 2:13-22

Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: “Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.” Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: “Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku.” Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: “Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?” Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.” Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?” Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri. Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.

***

“Jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.”

Ruang hidup kita adalah ruang perjumpaan berbagai pribadi dalam dinamika keseharian. Kita berjumpa, berinteraksi, dan berkomunikasi. Perjumpaan-perjumpaan itu adalah gerak Roh yang terus bekerja di tengah dunia.

Bait Allah adalah ruang perjumpaan berbagai macam manusia dengan berbagai macam kepentingan. Meskipun Bait Allah disebut sebagai ruang suci dan ruang doa, pada kenyataannya ada berbagai macam kepentingan yang saling berjumpa dan terjalin.

Ruang yang dikehendaki Tuhan adalah ruang yang mampu memberikan kehidupan. Ada banyak ruang yang menjadi gerak Roh untuk membawa kehidupan: Ruang dalam keluarga, ruang dalam dunia pendidikan, ruang dalam persahabatan, ruang dalam dunia kerja, dan sebagainya. Namun, ruang-ruang itu juga bisa dijadikan ruang yang membawa kematian. Perundungan, kekerasan dalam rumah tangga, dan hubungan yang tidak sehat adalah contoh-contoh ruang yang justru membawa kematian.

Yesus keberatan ketika Bait Allah yang adalah ruang suci berubah menjadi ruang yang tidak membawa kehidupan dan perkembangan. Ketegasan Yesus menunjukkan cinta yang besar kepada kehidupan. Yesus mengundang kita untuk menjaga ruang-ruang perjumpaan agar menjadi ruang yang menghidupkan dan menumbuhkan.

Kita mohon rahmat agar hidup kita mampu memperjuangkan ruang-ruang yang diisi oleh api cinta dan kebenaran Kristus.