Kekuatan Niat

Senin, 17 November 2025 – Peringatan Wajib Santa Elisabet dari Hungaria

14

Lukas 18:35-43

Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: “Apa itu?” Kata orang kepadanya: “Yesus orang Nazaret lewat.” Lalu ia berseru: “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka mereka, yang berjalan di depan, menegur dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: “Anak Daud, kasihanilah aku!” Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu: “Tuhan, supaya aku dapat melihat!” Lalu kata Yesus kepadanya: “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.

***

Seorang pengusaha muda terobsesi untuk memiliki bisnis roti, sehingga dia mengikuti kursus dan menghabiskan sebagian kekayaannya untuk niatnya ini. Dia lalu membuka toko roti besar di beberapa tempat sekaligus karena kebetulan berasal dari keluarga kaya yang bisa mendukung bisnisnya. Namun, beberapa waktu kemudian toko rotinya terancam bangkrut. Meskipun begitu, dia tidak menyerah untuk menjadi pengusaha roti. Niat yang kuat itu akhirnya membuahkan hasil. Dia menemukan sebuah resep baru yang konsepnya sedikit berbeda dengan obsesi awalnya. Dia membuat kue sus yang kemudian menjadi viral dan lari. Pengalaman orang muda ini mengafirmasi kalimat bijak: Where there is a will, there is a way, yang berarti: Di mana ada niat yang kuat, di situ pasti ada jalan.

Bacaan Injil hari ini mengisahkan perjumpaan seorang buta dengan Yesus di dekat Yerikho. Orang buta ini tidak mungkin bekerja karena keterbatasannya, sehingga menjadi pengemis di pinggir jalan. Pastilah dia sudah pernah mendengar tentang Yesus dan mukjizat-mukjizat yang dibuat-Nya. Ketika mendengar bahwa Yesus lewat, dia berteriak dengan keras, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Dia menemukan harapan baru dalam diri Yesus yang kebetulan lewat di tempat dia duduk mengemis. Bagi si buta, kesempatan ini adalah kebetulan yang sangat membahagiakan karena mendatangkan harapan baru bahwa dia akan disembuhkan dari kebutaannya. Tanpa ragu dan takut, dia berteriak meminta belas kasihan Yesus.

Orang-orang yang ada di situ memintanya untuk diam, tetapi orang buta itu berteriak makin keras. Niatnya yang kuat untuk sembuh membuat dia terus berusaha mendapatkan perhatian Yesus, dan itu akhirnya membuahkan hasil. Yesus berhenti, menjumpainya, serta menyembuhkan dia. Yesus berkata kepadanya, “Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!” Orang buta itu pun sembuh dan mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Niat yang kuat dan iman yang besar akan Yesus yang penuh kasih membawa berkat, kesembuhan, dan sukacita baginya.

Sebagai orang beriman, niat yang teguh dan keyakinan akan cinta Allah yang besar harus selalu kita genggam. Ketika menghendaki sesuatu yang baik terjadi dalam hidup kita, kita perlu percaya akan penyertaan Allah yang penuh kasih. Kepercayaan ini akan memotivasi kita untuk berusaha mencapai cita-cita yang baik itu. Niat dan iman akan kasih Allah harus berjalan bersama agar harapan-harapan kita tercapai. Jangan pernah putus asa, sebab akan selalu ada jalan bagi orang yang punya niat yang teguh, iman yang kuat, dan semangat juang yang tinggi.