Dikasihi Yesus

Sabtu, 27 Desember 2025 – Pesta Santo Yohanes

25

Yohanes 20:2-8

Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi murid yang lain itu berlari lebih cepat daripada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung. Maka masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya.

***

Hari ini kita memperingati Pesta Santo Yohanes Rasul. Dia ini anak Zebedeus, seorang nelayan. Bersama dengan Yakobus, saudaranya, Yohanes dipanggil untuk mengikut Yesus. Ia juga sering disebut sebagai murid yang dikasihi Yesus. Yohanes adalah murid yang setia karena ia mengikuti Yesus sampai ke Kalvari, di bawah kayu salib-Nya.

Kita semua juga merupakan murid yang dikasihi Yesus. Namun, untuk menjadi murid Yesus dan dikasihi oleh-Nya tidaklah mudah. Kita dituntut untuk selalu setia mencintai-Nya dengan sepenuh hati dalam segala keadaan dan situasi. Perjalanan hidup atau penziarahan yang kita lalui setiap hari terkadang memang tidak jelas. Tidak ada yang bisa menduga hasil akhirnya. Namun, percayalah bahwa Tuhan itu sangat baik. Ia akan menuntun dan membimbing kita ke jalan yang benar, jalan yang telah Ia tentukan.

Firman Tuhan memberikan ketenangan dan kelegakan jiwa. Kita diminta untuk selalu tekun mendengarkan-Nya, serta menyediakan waktu bagi-Nya. Pikiran dan hati kita juga harus terfokus dan tertuju hanya kepada-Nya sebagai satu-satunya penolong yang sejati. Tuhan menghendaki agar kita mencintai-Nya dengan sepenuh hati, serta mau menerima dan mengampuni sesama dengan sepenuh hati pula. Jika itu kita lakukan, hidup yang kita jalani ini niscaya akan terasa ringan dan penuh sukacita. Dikasihi Yesus merupakan anugerah besar yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata. Kita perlu mensyukurinya dengan senantiasa memuliakan dan memuji nama-Nya hingga akhir hidup kita.