Hidup yang Dinamis

Rabu, 3 Januari 2018 – Hari Biasa Natal

207

Yohanes 1:29-34

Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku. Dan aku sendiri pun mula-mula tidak mengenal Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air, supaya Ia dinyatakan kepada Israel.”

Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: “Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan aku pun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah.”

***

Sekali lagi Yohanes mengulangi kesaksiannya tentang Yesus. Yohanes menyebut kata yang sama, “Dia itulah yang akan membaptis dengan Roh Kudus…” Kesaksian Yohanes sangat tegas. Dia mencoba membedakan dirinya dengan Yesus, supaya orang yang mendengar kesaksiannya pun menjadi jelas dan terang benderang. Yohanes membaptis dengan air; Yesus membaptis dengan Roh Kudus.

Sekali lagi hal itu dikatakan hari ini. Menurut kesaksian Yohanes, Yesus memang dipenuhi dengan Roh yang kudus. Roh yang baik, begitu kita sering menyebutnya. Tentang peran Roh Kudus dalam kehidupan ini, juga tentang posisi-Nya di antara Bapa dan Yesus, tidak akan dibahas di sini. Yang ingin kita lihat adalah tanda-tanda kehadiran Roh Kudus dalam diri orang yang percaya kepada Yesus. Orang yang hidupnya berpusat kepada Yesus, yang membuka hati bagi kehadiran-Nya, orang itu dipenuhi dengan Roh Kudus, dan itu tampak dalam pribadinya yang penuh semangat.

Nah, sudahkah Anda bersemangat hari ini? Sudahkah hari-hari Anda dijalani dengan penuh semangat, sehingga hidup Anda menjadi dinamis? Atau, jangan-jangan Anda malah tergolong orang yang diam, statis, dan tidak dinamis alias mandeg?

Berjaga-jaga dan berhati-hatilah. Kalau tidak hati-hati, pelan-pelan hidup kita tidak lagi dinamis, sebab kita lupa memberi ruang kepada Yesus untuk masuk ke dalam hati kita. Pikiran kita selalu terarah kepada perkara duniawi, sehingga lambat laun hidup rohani pun mati. Alih-alih mau menjalani hidup yang lebih dinamis dan happy, jiwa kita malah kemudian akan terasa sepi. Semua itu bisa terjadi karena kita lupa bahwa di saat tenaga manusiawi kita habis, Roh Kudus masih dan akan tetap selalu ada bagi kita.