“Engkau Telah Sembuh, Jangan Berbuat Dosa Lagi”

Selasa, 13 Maret 2018 – Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

836

Yohanes 5:1-16

Sesudah itu ada hari raya orang Yahudi, dan Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan guncangan air kolam itu. Sebab sewaktu-waktu turun malaikat Tuhan ke kolam itu dan mengguncangkan air itu; barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya sesudah guncangan air itu, menjadi sembuh, apa pun juga penyakitnya. Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: “Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya: “Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai guncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya: “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat.

Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: “Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka: “Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya: “Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: “Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.

***

Yesus kali ini berjumpa dengan orang yang sudah lumpuh selama tiga puluh delapan tahun. Itu berarti penyakit orang ini serius dan kondisi hidupnya tidak mempunyai harapan lagi. Dia ditinggalkan sendirian tanpa ada yang peduli untuk membantunya. Yesus lalu datang mendekati orang itu dan menawarkan kesembuhan baginya, “Maukah engkau sembuh?” Inisiatif dan tawaran kesembuhan ini menunjukkan cinta dan kasih sayang Yesus kepada orang yang ditinggalkan sendirian dan putus asa dalam menghadapi kesulitan dan penderitaan hidup.

Terdorong perhatian dan cinta kasih-Nya, Yesus menyembuhkan orang itu. “Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Pada saat itu juga, orang yang sudah lama menderita dan menantikan kesembuhan itu akhirnya sembuh. Dia diperintahkan-Nya untuk tidak berbuat dosa lagi agar padanya tidak terjadi hal yang lebih buruk.

Perintah yang sama ditujukan juga kepada kita. Penyembuhan yang dialami harus kita jadikan kesempatan untuk berbuat baik dan tidak digunakan untuk berbuat dosa lagi. Karunia kesehatan yang kita terima harus dijadikan sebagai kesempatan untuk berbuat baik dan tidak boleh digunakan untuk berbuat jahat.

Dosa di sini dikaitkan dengan hal-hal yang buruk. Hal ini mengindikasikan adanya hubungan antara dosa dengan penyakit. Namun, patut disadari bahwa hubungan erat ini hanya bersifat partikular, tidak boleh diterima sebagai pernyataan yang bersifat universal. Sebab, hubungan antara dosa dan penyakit yang dialami oleh seseorang tidak berlaku dalam kasus orang yang buta sejak lahir (Yoh. 9:1-41).