Dipanggil untuk Bersyukur

Senin, 18 Februari 2019 – Hari Biasa Pekan VI

127

Markus 8:11-13

Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari surga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: “Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda.” Ia meninggalkan mereka; Ia naik pula ke perahu dan bertolak ke seberang.

***

Setiap orang Katolik dipanggil untuk bersyukur, dan memang kita semua memiliki banyak alasan untuk bersyukur. Kita bersyukur karena anugerah kesehatan, keselamatan, pertolongan, dan sebagainya. Bahkan misalnya sedang menderita sakit pun kita sebenarnya dapat bersyukur. Karena sakit, orang dapat merasakan betapa berharganya kesehatan dan betapa berharganya waktu untuk beristirahat.

Kalau kita mampu bersyukur dalam aneka situasi, ada dampak positif yang terjadi dalam diri kita. Kita akan terdorong untuk menjadi pribadi yang lebih sabar, tenang, terutama tatkala dihantam oleh persoalan atau kesulitan. Kemampuan untuk bersyukur juga akan membangkitkan dalam diri kita semangat untuk berbagi dan menolong sesama dengan tulus, yang ujung-ujungnya akan melipatgandakan sukacita dalam diri kita. Kita juga akan semakin berhasrat meluangkan waktu untuk Tuhan, misalnya dengan membaca Alkitab, memanjatkan doa-doa pribadi, maupun terlibat dalam pelayanan Gereja. Pendek kata, ciri khas orang yang mampu bersyukur adalah hidup yang penuh sukacita dan tidak banyak menuntut dalam segala situasi. Menjadi orang beriman berarti menjadi pribadi yang penuh syukur.

Ada kemiripan antara pribadi yang penuh syukur dan pribadi yang diberkati. Sebagai pribadi yang diberkati, kita akan memberi yang terbaik dalam kehidupan. Dan, tentu saja, karena berkat Tuhan, kita akan lebih mudah bersyukur kepada-Nya. Mengapa demikian? Diberkati bukan berarti dilepaskan dari aneka kesulitan atau selalu dimudahkan dalam banyak hal. Pribadi yang diberkati adalah pribadi yang mampu merasakan dan mengandalkan Tuhan dalam hidup. Berjuang, berkorban, berbagi, dan bekerja bersama Tuhan adalah hal yang indah dan menggembirakan! Kesadaran ini akan membuat kita dijauhkan dari sikap cemburu, iri hati, dan suka menyalahkan.

Sadarilah bahwa kita ini adalah pribadi-pribadi yang diberkati. Niscaya rasa syukur kita kepada Tuhan akan tumbuh berlipat ganda. Jadilah pribadi yang penuh syukur, jangan malah menjadi pribadi yang mudah menggerutu.