Mintalah maka Akan Diberikan kepadamu

Kamis, 25 Februari 2021 – Hari Biasa Pekan I Prapaskah

266

Matius 7:7-12

“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang darimu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”

***

Lagu rohani berjudul Bapa yang Kekal kiranya akrab di telinga kita. Penggalan liriknya berbunyi, “Saat kumencari kumendapatkan. Kuketuk pintu-Mu dan Kaubukakan…” Tergambar di sini kedekatan manusia dengan Allah, juga kerinduan batin manusia yang begitu dalam kepada-Nya. Kedekatan itu terwujud dalam bentuk relasi yang erat di antara kedua belah pihak: Di saat manusia membutuhkan Allah, Allah tanggap dan memberikan Diri dengan sepenuh-penuhnya.

Allah akan memberikan segala sesuatu yang baik. Pemberian ini tidak hanya untuk pihak-pihak tertentu saja, tetapi ditujukan kepada segenap ciptaan-Nya. Saat kita berdosa, Allah memberikan penebusan; saat kita terluka, Ia memberikan kesembuhan; saat kita menjauh, Ia membawa kita ke jalan pulang. Allah bahkan selalu membuka diri dengan gembira untuk menerima dan menyambut kedatangan kita.

Yesus bersabda, “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu.“ Untuk bisa meminta dengan tepat, kita harus mengetahui siapa diri kita dan apa kebutuhan kita yang terdalam. Setelah itu barulah kita dapat memberanikan diri mengetuk pintu rumah Allah dan meminta pertolongan-Nya. Dengan demikian, kita mempercayakan seluruh pergulatan hidup kita kepada Allah. Ingat, hewan yang buas sekalipun mengasihi anak-anaknya, apalagi Allah, Bapa yang baik. Ia pasti mengetahui apa yang diperlukan oleh kita, anak-anak-Nya.

Masa pertobatan ini juga mengajak kita untuk semakin menjalin relasi dengan Allah. Tanpa relasi yang dekat dengan Allah, kita pasti merasa malu untuk datang kepada-Nya. Inilah perjuangan kita, terutama pada masa pandemi sekarang ini. Pandemi berkepanjangan bisa jadi membuat orang apatis akan kehadiran Allah, tetapi kecenderungan ini justru harus dikalahkan dengan keberanian untuk selalu datang kepada-Nya. Untuk itu, mari kita datang kepada Allah dengan semangat penyerahan diri yang total.