Orang-orang yang Dipanggil

Minggu, 25 April 2021 – Hari Minggu Paskah IV

122

Yohanes 10:11-18

“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu. Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala. Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak seorang pun mengambilnya dari-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.”

***

Tahun 2018, kita dikejutkan oleh peristiwa bom bunuh diri di sejumlah gereja di Surabaya yang memakan banyak korban. Salah satu korbannya adalah penjaga keamanan gereja yang berusaha mengadang pembawa bom, sehingga orang itu tidak dapat mendekati gerbang utama, tempat lebih banyak umat berkumpul. Pada saat itulah bom meledak, sehingga sang penjaga keamanan meninggal dunia. Ia mengorbankan dirinya untuk melindungi banyak orang.

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada hari Minggu Palma 28 Maret 2021, bom bunuh diri kembali terjadi, kali ini di Gereja Katedral Makasar. Pada saat pembawa bom berusaha memasuki gerbang gereja, kembali penjaga keamanan gereja bertindak cepat untuk menghalanginya. Ketika bom meledak, penjaga keamanan itu mengalami luka-luka di sekujur tubuhnya. Ia mengorbankan dirinya untuk melindungi banyak orang.

Saudara-saudari sekalian, hari ini adalah hari Minggu Paskah keempat sekaligus hari Minggu Panggilan. Dalam bacaan Injil, Yesus menyatakan diri sebagai gembala yang baik, yakni gembala yang rela memberikan nyawa bagi domba-dombanya. Gembala yang baik mengenal domba-dombanya, juga dikenal oleh mereka. Ketika serigala datang menyerang, gembala yang baik tidak akan pergi meninggalkan domba-dombanya untuk menyelamatkan diri sendiri. Ia akan tetap menemani dan melindungi mereka dari setiap serangan yang datang.

Merenungkan perikop ini, kedua sosok penjaga keamanan gereja di atas kiranya dapat menjadi contoh gembala yang baik zaman ini. Ketika pelaku bom bunuh diri datang, keduanya bisa saja menyelamatkan diri dengan berlari menjauh. Namun, apakah mereka melakukan itu? Tidak. Mereka sungguh melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab. Mereka merelakan diri menjadi korban demi melindungi banyak orang yang dipercayakan untuk mereka jaga.

Pada hari Minggu Panggilan ini, kita semua diingatkan kembali bahwa kita adalah orang-orang yang dipanggil. Bukan hanya imam, biarawan, dan biarawati, kita semua dipanggil melalui tugas-tugas yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Melalui tugas pengutusan kita masing-masing, kita dipanggil untuk menjadi seperti Yesus. Yesus adalah gembala agung kita, dan kita ini domba-domba-Nya. Hanya di dalam dan melalui Yesus, kita mendapat kenyamanan dan keselamatan. Ia tidak akan pernah meninggalkan kita. Ketika kita meninggalkan-Nya dan mencari jalan sendiri, Yesus dengan setia mencari dan menanti kita kembali.

Pada gilirannya, kita pun ditugaskan untuk menjadi gembala bagi orang-orang yang dipercayakan kepada kita. Kita diharapkan sungguh-sungguh menjadi gembala yang baik seperti Yesus dengan melaksanakan secara bertanggung jawab tugas yang dipercayakan kepada kita. Karena itu, mari kita melihat diri kita masing-masing: Apakah kita sudah menanggapi panggilan Tuhan melalui jalan hidup kita masing-masing? Sejauh mana kita telah mengorbankan diri demi kebaikan orang-orang yang dipercayakan kepada kita?

Saudara-saudari terkasih, mari kita menjadi domba-domba atau gembala-gembala yang baik. Semoga Tuhan senantiasa memampukan kita dalam menjalani panggilan hidup kita masing-masing.