Bertekun dalam Doa

Selasa, 18 Mei 2021 – Hari Biasa Pekan VII Paskah

148

Yohanes 17:1-11a

Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. Sama seperti Engkau telah memberikan kepada-Nya kuasa atas segala yang hidup, demikian pula Ia akan memberikan hidup yang kekal kepada semua yang telah Engkau berikan kepada-Nya. Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya. Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.

Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. Sekarang mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepada-Ku itu berasal dari-Mu. Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu dan milik-Mu adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu.”

***

Doa adalah ungkapan kerinduan terdalam akan persatuan dengan Bapa. Doa juga menjadi cara kita untuk memuliakan-Nya, serta bentuk rasa syukur atas setiap karya-Nya dalam hidup kita.

Hari ini kita kembali merenungkan tentang doa Yesus untuk para murid-Nya yang Ia panjatkan saat perjamuan malam terakhir. Inilah doa yang tulus dari sang Guru bagi murid-murid yang telah setia mengikuti Dia dalam pewartaan-Nya. Doa ini sendiri pertama-tama menyatakan persatuan Yesus dengan Bapa. “Permuliakanlah Anak-Mu” adalah sebuah permohonan agar kemuliaan Bapa terpancar dalam Yesus, yang tampak dan nyata dalam ketaatan-Nya pada kehendak Bapa untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Dalam doa yang mendalam ini, Yesus juga memohon agar Bapa menganugerahkan kehidupan kekal bagi orang-orang yang percaya kepada Bapa dan Putra-Nya.

Doa Yesus mengajak kita untuk percaya betapa kuat hubungan kasih antara Yesus dan Bapa. Ini sekaligus mengajak kita untuk senantiasa bertekun dalam doa bersama dengan-Nya, agar semakin mampu bersatu dengan Bapa. Bertekun dalam doa adalah senjata kita dalam melawan segala godaan dan kejahatan. Bertekun dalam doa adalah juga kekuatan kita dalam menghadapi tantangan hidup di dunia ini. Yesus tahu betapa berat perjuangan para pengikut-Nya. Karena itu, Ia memohonkan berkat khusus bagi mereka kepada Bapa.

Yesus sendiri menjadi teladan bagaimana menghadirkan Bapa yang penuh kasih. Ia memuliakan Bapa lewat karya nyata. Seluruh pekerjaan Yesus bertujuan agar dunia mengenal Bapa yang mengutus-Nya. Sebagai pengikut Kristus, menjadi tugas kita untuk melakukan hal yang sama. Hal pertama dan utama yang harus kita lakukan adalah semakin mengenal dan mencintai Dia lewat ketekunan dalam doa. Doa yang diharapkan Tuhan bukan doa yang isinya permintaan-permintaan untuk dipenuhi, melainkan doa yang mengungkapkan kasih kita kepada-Nya.

Tanpa kasih, doa hanya akan menjadi ungkapan kosong. Kasih terwujud dalam kesatuan. Karena itu, hendaknya doa juga mempersatukan kita dengan sesama, sebab dalam diri sesamalah kita dapat mewujudkan kasih Tuhan. Bertekun dalam doa tidak saja berarti berdoa untuk diri kita sendiri, sebab dalam doa yang sama, kita menghadirkan juga sesama yang mengharapkan doa-doa kita. Semoga persatuan dengan Tuhan dan ketekunan kita dalam doa menjadi kekuatan bagi kita untuk terus tangguh mewartakan iman sebagai tugas pengutusan kita di dunia ini.