Dengarkanlah Yohanes!

Kamis, 9 Desember 2021 – Hari Biasa Pekan II Adven

112

Matius 11:11-15

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar daripada dia. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Surga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan — jika kamu mau menerimanya — ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!”

***

Yesus hari ini bersaksi tentang Yohanes Pembaptis. Ia menegaskan bahwa Yohanes adalah sosok yang luar biasa, yakni seorang nabi yang lebih dari sekadar nabi. Bagaimana tidak, Yohanes adalah nabi yang diutus Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya. Kehadirannya sudah dinubuatkan oleh Perjanjian Lama, terutama oleh Nabi Yesaya (Yes. 40:3-5). Yohanes adalah Elia yang kedatangannya dinanti-nantikan oleh banyak orang.

Dikatakan oleh Yesus, “Kerajaan Surga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya.” Ini menggambarkan keadaan masyarakat pada saat itu, di mana mereka belum siap menerima kehadiran Tuhan. Hati mereka masih penuh dengan dosa dan kejahatan; ibaratnya jalan, jalan itu masih berkelok-kelok, naik turun, dan tidak rata. Itulah yang menjadi tugas khusus Yohanes. Ia diutus untuk mendorong masyarakat agar memperbaiki diri mereka. Berbaliklah dari dosa dan kejahatan, perbaikilah diri masing-masing agar layak di hadapan Tuhan! Bagaimana caranya? Yohanes berseru kepada setiap orang untuk bertobat.   

Hari ini, Yesus mengajak kita semua untuk menerima Yohanes. Menerima Yohanes berarti mendengarkan seruan pertobatan yang disampaikannya. Mari kita berjuang untuk mengubah diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ke hari. Itulah esensi dari pertobatan. Perjuangan ini berat, sebab “bertobat” memang merupakan kata yang mudah diucapkan, tetapi sulit dilaksanakan. Bagaimana tidak, sering kali dosa memberi kita kenyamanan, sehingga kita pun enggan meninggalkannya. Namun, ingatlah bahwa dosa merusak kehidupan, merugikan orang lain, dan pada akhirnya juga mencelakakan diri kita sendiri. Kita membutuhkan pertobatan, sebab tanpa itu kita akan menuju pada kehancuran.

Karena itu, dengarkanlah Yohanes! Seruan pertobatan yang disampaikannya menjadi semakin relevan pada Masa Adven ini. Kita semua merindukan kehadiran Tuhan, tetapi bersediakah kita bertobat? Jika jawabannya negatif, menjadi pertanyaan: Bagaimana mungkin kita merindukan Tuhan, tetapi pada yang sama kita tidak mau bertobat? Kita perlu melihat diri sendiri dalam-dalam dan mempertanyakan apakah kerinduan itu adalah kerinduan yang sejati.