Yesus Adalah Terang Dunia

Senin, 4 April 2022 – Hari Biasa Pekan V Prapaskah

236

Yohanes 8:12-20

Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” Kata orang-orang Farisi kepada-Nya: “Engkau bersaksi tentang diri-Mu, kesaksian-Mu tidak benar.” Jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: “Biarpun Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, namun kesaksian-Ku itu benar, sebab Aku tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Tetapi kamu tidak tahu, dari mana Aku datang dan ke mana Aku pergi. Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorang pun, dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku. Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Di manakah Bapa-Mu?” Jawab Yesus: “Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.”

Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorang pun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba.

***

Dalam kasus perempuan yang berzina (Yoh. 8:1-11), Yesus “menerangi” para petinggi agama dan ahli hukum Yahudi tentang mengadili secara benar dan adil. Kini Yesus memproklamasikan diri-Nya sebagai “terang dunia”. Ada tujuh proklamasi diri Yesus dalam Injil Yohanes, semuanya diawali dengan formula standar: “Akulah/Aku adalah…,” sebuah rumusan pewahyuan diri Tuhan, Allah Israel dalam Perjanjian Lama. Ini adalah proklamasi diri-Nya yang kedua, setelah yang pertama Ia menyatakan, “Akulah roti hidup” (Yoh. 6:35). Dengan mengatakan, “Akulah terang dunia,” Yesus menegaskan bahwa diri, ajaran, dan tindakan-Nya mampu menuntun Israel dan dunia untuk lebih mengenal Allah, sehingga mereka akan memiliki hidup yang sejati. Kesaksian-Nya tentang Allah dapat diandalkan!

Tentu saja para petinggi Yahudi mempertanyakan klaim Yesus ini. Pertama, mereka mempertanyakan kebenaran kesaksian Yesus. Kesaksian satu orang saja memang tidak sah menurut Taurat. Karena itu, Yesus menjawab mereka dengan menegaskan bahwa ada dua “saksi” tentang jati diri-Nya, yaitu diri-Nya sendiri dan Bapa. Secara hukum, dua kesaksian sudah cukup untuk menguatkan dan membenarkan kesaksian Yesus tentang diri-Nya sebagai sang Terang bagi dunia.

Kedua, kebenaran kesaksian Yesus tentu saja tidak hanya karena memenuhi persyaratan hukum Taurat, tetapi terutama karena relasi mendalam-Nya dengan Bapa. Yesus menyadari sepenuhnya bahwa Ia berasal dari Bapa dan akan kembali kepada Bapa. Allah Bapa adalah asal dan tujuan dari diri dan pelayanan Yesus. Pemahaman akan diri dan relasi inilah yang membedakan Yesus dari para pengajar dan petinggi agama Yahudi. Karena itu, Yesus dapat mengadili manusia menurut ukuran ilahi, sedangkan para lawan-Nya hanya berkutat dengan tolok ukur dan penilaian manusiawi.

Ketiga, persatuan dan relasi mendalam dengan Bapa membuat Yesus menjadi satu-satunya yang sungguh mengenal Bapa dan kehendak-Nya. Akibatnya, siapa saja yang ingin mengenal Bapa harus juga datang kepada Yesus untuk mengenal dan berelasi secara mendalam dengan-Nya. Tidak ada jalan lain! Untuk menikmati dan masuk ke dalam kemuliaan Bapa, pilihan kita hanya satu: Menerima Yesus sebagai sang Terang. Itu berarti menerima Dia sebagai satu-satunya penuntun di jalan kehidupan, mengakui-Nya sebagai satu-satunya Tuhan dan panutan, serta mengikuti ajaran-Nya sebagai satu-satunya jalan menuju Bapa.