Menemukan Harta Terpendam

Rabu, 27 Juli 2022 – Hari Biasa Pekan XVII

145

Matius 13:44-46

“Hal Kerajaan Surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu.”

***

Setiap orang pasti mempunyai kelemahan atau kekurangan. Kelemahan dapat menghambat perkembangan hidup kita, dapat pula menimbulkan perasaan rendah diri yang memengaruhi cara hidup dan relasi kita dengan orang lain. Namun, kalau kelemahan atau kekurangan-kekurangan itu dapat kita atasi, alih-alih pribadi yang rendah diri, dipastikan bahwa kita akan menjadi pribadi yang dewasa, pribadi yang berani mengandalkan Allah.

Pengalaman Nabi Yeremia saat tidak diterima oleh lawan-lawannya (bacaan pertama hari ini, Yer. 15:10, 16-21) dapat menjadi inspirasi kita saat ditolak atau mengalami kegagalan. Dalam situasi seperti itu, pasti muncul keluhan dan perasaan kurang berharga. Ingat bahwa ketika kita kurang menghargai diri sendiri, itu berarti kita juga kurang menghargai Allah yang menciptakan kita. Belajarlah dari Nabi Yeremia. Dalam pergumulan hidup, Nabi Yeremia menemukan kekuatan yang dahsyat dari sabda Tuhan. “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku,” demikian ia berkata.

Di samping itu, Nabi Yeremia mempunyai sikap hidup yang tegas. Ia tidak pernah duduk hanya untuk bersenang-senang. Ia berani mengambil sikap dan tindakan yang tepat. Sang nabi sungguh serius dengan hidupnya. Dua hal menjadi kekuatan Nabi Yeremia, yakni sabda Tuhan yang menjadi kesukaan hatinya dan cara hidup yang benar sebagai kekayaan yang penting dalam hidupnya.

Keputusasaan dan rasa kecil hati tidak akan berkuasa ketika kita menemukan hal-hal positif dalam diri kita. Ibaratkan hal itu sebagai harta yang berharga, harta yang terpendam, atau mutiara indah yang ditemukan. Itu yang dikatakan oleh bacaan Injil hari ini. Tuhan selalu memperhatikan dan memperhitungkan kemampuan kita dalam berjuang untuk keluar dari kesulitan-kesulitan yang kita hadapi.

Mari kita temukan dan kita syukuri harta terpendam dan mutiara indah dalam hidup kita. Gunakan itu bersama dengan rahmat Allah. Jangan sampai diri kita dikuasai oleh rasa kecil hati. Bersama Tuhan, kita pasti dapat melewati perjalanan yang berat dan sulit. Bersama-Nya, segala sesuatu akan menjadi lebih ringan dan mudah.