Mencintai Nyawa, Malah Kehilangan Nyawa

Rabu, 10 Agustus 2022 – Pesta Santo Laurensius

337

Yohanes 12:24-26

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.”

***

Dalam Injil Yohanes, saat pemuliaan atau peninggian Yesus adalah ketika Dia digantung pada kayu salib. Yesus dalam bacaan Injil hari ini menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa sudah tiba saatnya bagi diri-Nya untuk menjalani penderitaan dan kematian itu. Namun, kematian-Nya bukanlah kematian yang sia-sia. Kematian-Nya adalah seperti kematian biji gandum yang jatuh ke tanah, mati, tetapi kemudian tumbuh dan menghasilkan banyak buah. Buah yang melimpah dari kematian Yesus di kayu salib adalah orang-orang yang percaya kepada-Nya, yang akan memperoleh hidup kekal.

Jalan hidup yang ditempuh Yesus ini merupakan teladan bagi orang-orang yang mau mengikuti-Nya. Ketika hidup di dunia, manusia hidup dengan jiwa raganya. Ketika mati, ia kehilangan hidupnya: Jiwanya meninggalkan raga yang akan membusuk dan menjadi tanah. Ada orang yang mati karena usia lanjut, sakit, kecelakaan, atau dibunuh. Yesus berbicara tentang orang yang mencintai nyawanya dan orang yang membenci nyawanya. Yang pertama takut kehilangan nyawa dalam arti takut mati. Orang yang demikian akan kehilangan nyawanya: Sesudah raganya mati, jiwanya tidak akan selamat. Yang kedua membenci nyawanya di dunia ini: Mereka rela kehilangan hidup demi melakukan kehendak Allah. Sebenarnya orang yang demikian tidak kehilangan nyawanya, tetapi justru menyelamatkannya. Bagaimana mungkin? Jiwanya yang meninggalkan raga akan pergi kepada Allah dan memasuki kehidupan kekal.

Para murid telah mengikuti Yesus sampai sekarang. Kali ini Ia menyebut mereka pelayan. Mereka yang mengikuti Yesus dalam menanggung penderitaan demi melakukan kehendak Bapa dan yang melayani-Nya dengan melakukan apa yang diajarkan-Nya mendapatkan perhatian. Bagi mereka yang mau melayani dan mengikuti-Nya, Yesus menjanjikan dua hal. Pertama, akan selalu bersama dengan Dia. Mereka yang melayani Yesus, melakukan ajaran Yesus sampai dengan kematian mereka, akan terus bersama dengan-Nya. Mereka telah mati bersama Yesus dan akan bangkit bersama-Nya, lalu hidup bersama dengan Dia dalam kehidupan abadi. Kedua, akan dihormati Bapa. Bapa mengutus Yesus untuk melakukan kehendak-Nya, yaitu mengasihi dan menyelamatkan manusia. Bapa menghargai orang-orang yang melayani Yesus dan yang melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Ia menghormati orang-orang yang mau mengambil bagian dalam karya yang dipercayakan kepada Yesus.

Para murid Yesus mengikuti Dia karena percaya bahwa Dialah yang berkuasa untuk memberikan kehidupan kekal kepada manusia. Dengan kata lain, Dia adalah Raja Kerajaan Surga yang berkuasa untuk menentukan siapa yang layak masuk ke dalamnya dan siapa yang tidak. Kematian tidak menjadi sesuatu yang menakutkan bagi para murid Yesus. Yesus sendiri telah melewatinya dan bangkit darinya. Kematian hanyalah jalan bagi para murid Yesus untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga atau kehidupan abadi.