Gaudete: Menjadi Pembawa Sukacita

Minggu, 11 Desember 2022 – Hari Minggu Adven III

98

Matius 11:2-11

Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?” Yesus menjawab mereka: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”

Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih daripada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Surga lebih besar daripada dia.”

***

Hari ini kita memasuki minggu ketiga Masa Adven yang disebut Minggu Gaudete atau Minggu Sukacita. Sepanjang minggu ini, kita diajak untuk berhenti sejenak. Mengapa kita perlu berhenti? Masa Adven adalah masa penantian kedatangan Tuhan. Menunggu adalah kegiatan yang membosankan. Karena itu, Gereja mengajak kita untuk menunggu kedatangan Tuhan dengan melakukan persiapan, terutama secara batin melalui pertobatan dengan meningkatkan hidup doa, menjalani hidup secara prihatin, menolong sesama, serta melakukan kebaikan-kebaikan lainnya. Ini tentu saja menuntut pengorbanan dari kita.

Setelah menjalaninya selama dua minggu, kita diajak berhenti sejenak dalam rangka melihat ke belakang (apa saja yang sudah kita lakukan selama masa penantian ini) dan melihat ke depan (menyadari bahwa waktu kedatangan Tuhan sudah semakin mendekat). Kesadaran ini akan membawa sukacita, sehingga kita akan semakin bersemangat bersiap diri menyambut kedatatangan-Nya. Itulah sebabnya minggu ini disebut Minggu Gaudete atau Minggu Sukacita.

Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk menjadi pembawa sukacita dengan mewartakan kabar baik kepada semua orang, terutama yang menderita. Ketika Yohanes Pembaptis menyuruh utusannya menanyakan kepada Yesus apakah Dia ini sungguh Mesias, Yesus tidak langsung menjawab. Ia justru menyuruh mereka menceritakan kepada Yohanes apa yang mereka dengar dan lihat tentang hal-hal yang telah dikerjakan-Nya: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dengan itu, Yesus mau meyakinkan mereka bahwa Dia adalah Mesias. Dia adalah Mesias yang mewartakan kabar sukacita dan membebaskan semua orang dari perbudakan dosa.

Kita dapat melihat bahwa Yesus melakukan perbuatan-perbuatan baik dengan membebaskan orang-orang dari belenggu yang membuat mereka menderita. Orang-orang yang dibebaskan dari penderitaan itu tentu saja mengalami sukacita yang besar. Kehadiran Yesus mengubah penderitaan mereka menjadi sukacita. Sebagai pengikut Yesus, kita sekarang pun juga mengalami kehadiran-Nya. Yesus hadir melalui sabda-Nya yang kita dengarkan, dan lebih-lebih melalui Ekaristi yang kita rayakan setiap hari atau minimal sekali dalam seminggu. Yesus juga hadir melalui pengalaman-pengalaman harian kita, melalui perjumpaan-perjumpaan kita dengan sesama, dan juga melalui alam sekitar kita.

Sebagai orang yang mengimani Yesus, kita diutus untuk mewartakan sukacita yang telah kita peroleh dari-Nya. Di sekitar kita ada begitu banyak orang yang dalam arti tertentu mengalami kebutaan dalam hidup. Mereka tidak mampu melihat kebenaran. Sudahkah kita menolong mereka untuk dapat melihat? Ketika ada banyak orang tuli di sekitar kita, yakni orang-orang yang menutup telinga dari sabda Tuhan dan dari penderitaan sesama, sudahkah kita menolong mereka agar dapat mendengar?

Pada Minggu Gaudete ini, marilah kita semakin bersemangat untuk membawa sukacita bagi sesama yang menderita, agar mereka pun ikut mengalami sukacita pada saat merayakan kedatangan Tuhan di Hari Natal nanti.