Hukum yang Terutama

Kamis, 8 Juni 2023 – Hari Biasa Pekan IX

97

Markus 12:28b-34

Lalu seorang ahli Taurat datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama daripada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama daripada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

***

Seorang ahli Taurat mengajukan pertanyaan kepada Yesus perihal hukum yang terutama. Atas pertanyaan itu, Yesus pun memberikan jawaban bahwa hukum yang paling utama adalah: Mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan, serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.

Hukum kasih yang paling utama itu harus dipegang teguh oleh kita sebagai pengikut-pengikut Kristus. Mengasihi Allah dan sesama adalah dua hal yang sungguh tak terpisahkan. Kalau kita mengasihi Tuhan, kita harus pula mengasihi sesama, dan sebaliknya, kalau kita mengasihi sesama, kita harus pula mengasihi Tuhan.

Panggilan kita sebagai pengikut Kristus adalah membangun relasi yang dalam dengan Tuhan, yang dapat kita lakukan dengan tekun berdoa, mengikuti perayaan Ekaristi, dan merenungkan sabda-Nya setiap hari. Selain itu, kita dipanggil juga untuk mengasihi sesama yang dapat kita wujudkan dengan tindakan kasih, pelayanan, dan berbagi kebaikan kepada siapa saja. Hal ini harus kita realisasikan dengan hati yang tulus, terbuka, tanpa membeda-bedakan. Kita harus siap mengasihi sesama tanpa terkecuali, sebab Tuhan hadir dalam diri setiap orang. Dengan itu, kita menyatakan kasih kepada Tuhan yang sudah terlebih dahulu mengasihi kita.

Bacaan Injil hari ini menjadi pengingat bagi kita agar selalu berjuang dan menghayati hidup dalam kasih kepada Tuhan dan sesama. Pengabdian kepada Tuhan menjadi jalan yang kita pilih sebagai tanda kasih kita kepada-Nya. Dengan itu, hidup kita selalu diwarnai dengan cinta, yang memampukan kita untuk menjadi saksi kasih Tuhan yang nyata dalam kehidupan di dunia ini.