Mencari Keselamatan

Senin, 17 Juli 2023 – Hari Biasa Pekan XV

80

Matius 10:34 – 11:1

“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.

Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih daripada Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya darinya.”

Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.

***

Pernahkah kita bertanya di dalam diri kita sendiri: Apa tujuan kita bekerja dengan amat keras saat ini? Apa tujuan kita belajar dengan giat? Mengapa kita berdoa dan berbuat baik? Saya menyimpulkan bahwa jawaban dari itu semua adalah: Demi keselamatan.

Kita hidup di dunia ini adalah untuk mencari keselamatan. Kata “keselamatan” bisa diungkapkan secara lain, misalnya keamanan, kenyamanan, kesuksesan, dan sebagainya. Sebagai contoh, kita bekerja membanting tulang dari pagi hingga petang untuk keluarga kita, agar anak-anak kita dapat sekolah, itu adalah demi keselamatan keluarga, yakni supaya keluarga kita hidup dengan baik secara ekonomi. Begitu juga anak-anak sekolah; mereka rela bangun pagi, belajar dengan tekun, demi sebuah harapan bahwa dengan bersekolah yang baik, mereka akan mendapatkan kehidupan yang mapan di kemudian hari. Itulah kata lain dari keselamatan.

Kita semua ingin selamat dan memperoleh keselamatan. Di dalam kehidupan di dunia ini saja kita bisa berjuang ekstra keras demi hidup yang mapan dan baik, apalagi demi kehidupan yang akan datang. Untuk hal itu pun dibutuhkan etos dan pengorbanan. Namun sayang, terkadang orang melupakannya. Banyak orang lebih berkonsentrasi dengan keselamatan di dunia, mereka rela berjuang dengan cara apa pun untuk dunia ini, tetapi lupa bahwa Yesus menjanjikan keselamatan yang abadi. Banyak orang rela bekerja keras, tetapi melupakan doa.

Yang dikatakan Yesus di dalam bacaan Injil hari ini adalah sebuah cara untuk mendapatkan keselamatan. Ini membuat saya merefleksikan bahwa Allah adalah yang paling utama. Jika kita sudah mencintai Allah, sudah pasti kita akan menjadi suami, istri, atau anak yang baik. Keselamatan di sini artinya kita mempunyai relasi yang baik dan dekat dengan Allah; kita senantiasa memprioritaskan Dia.

Marilah hari ini kita berkaca kembali dan menilik diri kita sendiri: Sejauh mana kita sungguh mencari keselamatan ilahi daripada keselamatan duniawi?