Positif atau Negatif?

Selasa, 5 September 2023 – Hari Biasa Pekan XXII

77

Lukas 4:31-37

Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat. Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa. Di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan setan dan ia berteriak dengan suara keras: “Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusan-Mu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah darinya!” Dan setan itu pun menghempaskan orang itu ke tengah-tengah orang banyak, lalu keluar darinya dan sama sekali tidak menyakitinya. Dan semua orang takjub, lalu berkata seorang kepada yang lain, katanya: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan mereka pun keluar.” Dan tersebarlah berita tentang Dia ke mana-mana di daerah itu.

***

Yang positif dan yang negatif ada bersama-sama di dalam diri kita. Yang positif bisa membawa buah-buah yang baik dalam hidup, sedangkan yang negatif bisa membawa dinamika yang buruk dalam hidup kita.

Gerak negatif kerap kita alami dalam hidup sehari-hari. Kita bisa merasakan emosi marah yang menimbulkan ketegangan dalam relasi. Kita bisa merasakan emosi kecewa yang menyebabkan kita tidak percaya. Kita bisa merasakan pula emosi kecurigaan yang menyebabkan kita tidak bisa bekerja sama. Ada banyak gerak negatif lain yang bisa Anda temukan dalam hidup Anda.

Orang yang kerasukan setan dalam bacaan Injil hari ini menjadi bentuk gerak negatif yang muncul dalam diri kita. Perkataannya penuh ketakutan dan kecurigaan, “Engkau datang hendak membinasakan kami?” Kita juga kerap menemukan gerak negatif tersebut dalam hidup kita. Kepada orang lain, tidak jarang kita berkata, “Kamu menjengkelkan, kamu mengacaukan, kamu merusak, dan sebagainya.” Kita mudah menyalahkan dan menjelekkan orang lain.

Yesus menunjukkan bahwa gerak negatif bisa kita minta untuk pergi. Kita tidak bisa menahan datangnya gerak negatif. Tiba-tiba kita merasa marah, kecewa, jengkel, benci, dan berbagai emosi negatif lainnya. Meskipun kita tidak bisa menahan datangnya gerak negatif, kita bisa memilih untuk tidak membiarkan gerak negatif itu tinggal dan menguasai diri kita. Kita bisa meminta gerak negatif untuk pergi dari diri kita, dan sebaliknya, kita bisa memilih gerak positif untuk bekerja dalam diri kita.

Memang hal itu bukanlah sesuatu yang mudah. Kita butuh latihan untuk peka mengenali gerak negatif dan memintanya untuk pergi. Kedekatan kita dengan Tuhan akan memberi kita kekuatan untuk mengundang yang positif dan mengusir yang negatif dari dalam diri kita.

Mari kita mohon rahmat agar tekun mencermati gerak negatif ataupun positif dalam diri, dan dengan berani memilih gerak yang positif, gerak yang senantiasa mendekat pada Tuhan.