Amputasi secara Rohani

Minggu, 29 September 2024 – Hari Minggu Biasa XXVI

72

Markus 9:38-43, 45, 47-48

Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.”

“Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung daripada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan.

Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka.

Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu daripada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam.”

***

Dalam dunia kedokteran, kita sering mendengar kata “amputasi”. Amputasi adalah pemotongan anggota badan, terutama kaki dan/atau tangan, untuk menyelamatkan jiwa seseorang. Demi menyelamatkan nyawa seorang pasien, terkadang dokter terpaksa harus memotong bagian tubuh orang itu. Tindakan amputasi bisa terjadi ketika seseorang mengalami cedera berat karena kecelakaan, penyebaran infeksi, adanya luka yang membusuk, dan lain sebagainya. Dokter terpaksa mengambil keputusan itu supaya infeksi tidak semakin menyebar dan merusak jaringan tubuh yang masih sehat.

Hari ini, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah … jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah … jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah.” Tangan, kaki, dan mata merupakan anggota-anggota tubuh yang penting bagi manusia. Tangan kita pakai untuk mengambil, memegang, dan menyentuh sesuatu; mata kita pakai untuk melihat; sedangkan kaki kita pakai untuk berjalan. Tuhan menciptakan bagian-bagian tubuh kita itu baik adanya, juga supaya kita dapat melakukan perbuatan-perbuatan baik.

Namun, kita terkadang menyalahgunakannya. Alih-alih kita gunakan untuk berbuat baik, anggota-anggota tubuh tersebut justru kita pakai untuk melakukan dosa, kejahatan, dan menyakiti sesama. Tangan yang seharusnya dipakai untuk bekerja, malah dipakai untuk mencuri, memukul, dan mencubit. Kaki yang seharusnya dipakai untuk berjalan, malah dipakai untuk menendang orang lain. Mata yang seharusnya dipakai untuk menjadi penerang mata hati, malah dipakai untuk melakukan kejahatan.

Karena itu, Yesus lalu berkata bahwa lebih baik orang masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan tangan buntung, kaki timpang, dan satu mata daripada anggota tubuhnya lengkap tetapi masuk neraka. Sabda Yesus ini tentu tidak boleh diartikan bahwa kita akan masuk surga dalam keadaan cacat. Singkatnya, kita harus mau meninggalkan segala hal yang dapat merintangi kita masuk ke dalam Kerajaan Allah.