Ada Kebangkitan setelah Penderitaan

Jumat, 21 Februari 2025 – Hari Biasa Pekan VI

90

Markus 8:34 – 9:1

Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.”

Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.”

***

Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus mengajarkan kepada kita tentang cara mengikuti-Nya dan juga tentang makna pengorbanan. Ia berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Ini adalah seruan agar kita berfokus pada pengorbanan dan pelayanan kepada Allah, bukan pada diri sendiri.

Panggilan untuk mengikuti Yesus dimulai dengan ajakan untuk menyangkal diri. Menyangkal diri bukan berarti merendahkan diri kita sendiri, melainkan lebih kepada menyadari bahwa hidup kita bukanlah tentang memenuhi keinginan pribadi. Menjalani hidup berarti menjalani kehendak Tuhan. Menyangkal diri dengan demikian berarti memprioritaskan kasih dan kebaikan untuk sesama, meskipun itu mungkin mengorbankan kenyamanan dan keinginan pribadi kita.

Yesus menunjukkan jalan hidup yang penuh pengorbanan, namun membawa makna dan tujuan yang mendalam. Mengikuti-Nya bukan berarti menjalani hidup yang mudah. Kita diundang untuk hidup dalam kesetiaan kepada-Nya, yang berarti dipanggil untuk melayani, mencintai, dan mengorbankan diri demi kebaikan bersama.

Yesus menyatakan bahwa untuk mengikuti Dia, kita harus memikul salib. Salib bukan hanya tentang penderitaan fisik. Ini merupakan simbol dari segala bentuk pengorbanan yang kita lakukan untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Setiap langkah kita dalam mengikuti Yesus memerlukan kesediaan untuk mengatasi rintangan, tantangan, dan penderitaan.

Namun, Yesus tidak memanggil kita untuk memikul salib sendirian. Dia sendiri telah menanggung salib yang terbesar demi keselamatan kita. Dalam setiap salib yang kita pikul, kita tidak hanya meneladan Dia, tetapi juga berbagi dalam kasih-Nya yang membawa keselamatan.

Salib juga mengajarkan kita bahwa ada kebangkitan setelah penderitaan. Melalui kebangkitan Yesus, kita dipanggil untuk percaya bahwa setiap pengorbanan akan diikuti dengan kehidupan yang lebih mulia dan penuh berkat. Sering kali kita ingin segalanya terjadi dengan cepat, tetapi Tuhan mengajak kita untuk menunggu dengan sabar, memercayai bahwa rencana-Nya lebih baik daripada apa yang kita bayangkan.