Menjadi Jembatan

Sabtu, 1 Maret 2025 – Hari Biasa Pekan VII

57

Markus 10:13-16

Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: “Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka.

***

Para murid mencoba menghalangi sejumlah orang yang bermaksud membawa anak-anak kecil kepada Yesus. Akan tetapi, Yesus menegur mereka. Ia membiarkan anak-anak itu mendekati-Nya, memberkati mereka, dan menggarisbawahi bahwa mereka adalah gambaran ketulusan setiap orang yang masuk dalam Kerajaan Allah.

Ada tiga poin penting yang bisa kita renungkan dari bacaan Injil hari ini. Pertama, Kerajaan Allah adalah milik orang-orang yang rendah hati, mereka yang memiliki kepolosan dan ketulusan seperti anak kecil. Anak-anak memiliki hati yang murni, terbuka, dan penuh kepercayaan. Kita diajak untuk mengembangkan sikap yang sama dalam hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Hanya dengan hati yang terbuka, penuh iman, dan pengharapan, kita dapat menerima kasih dan rahmat-Nya dengan sempurna.

Kedua, dengan merangkul dan memberkati anak-anak, Yesus mengajar kita untuk menanamkan sikap menghargai dan memperhatikan khususnya mereka yang rentan dan yang lemah.

Ketiga, Yesus menegur para murid yang menghalangi anak-anak mendekati-Nya. Melalui sikap-Nya ini, kita diajak untuk tidak menghalangi orang lain yang bermaksud mendekatkan diri kepada Tuhan, terutama mereka yang masih lemah dalam iman. Sebaliknya, hendaknya kita menjadi jembatan yang mengantar dan membimbing mereka dalam mencari dan menemukan Tuhan.

Marilah kita selalu menjadi jembatan bagi sesama untuk berjumpa dan mengalami kasih Allah. Bangunlah semakin banyak jembatan, dan sebaliknya runtuhkanlah tembok-tembok egoisme dan intoleransi.