Dengarkanlah Dia

Rabu, 6 Agustus 2025 – Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya

44

Lukas 9:28b-36

Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: “Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

***

Hari ini Gereja merayakan Pesta Yesus Menampakkan Kemuliaan-Nya. Dalam bacaan Injil hari ini, kita menyaksikan peristiwa luar biasa: Di atas gunung, Yesus menampakkan kemuliaan-Nya di hadapan tiga murid terdekat-Nya, yakni Petrus, Yohanes, dan Yakobus. Wajah-Nya berubah, pakaian-Nya menjadi putih berkilauan, dan Ia berbicara dengan Musa dan Elia. Peristiwa ini bukanlah sekadar pertunjukan ilahi, melainkan pewahyuan siapa Yesus sebenarnya. Dia adalah Anak Allah yang akan menggenapi misi keselamatan Allah di dunia.

Petrus yang terpesona oleh kemuliaan Yesus ingin tinggal dalam momen indah dan luar biasa itu untuk selamanya. Akan tetapi, di tengah euforia spiritual tersebut, terdengarlah sebuah suara, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia!” Suara ini merupakan sebuah panggilan bagi para murid dan bagi kita semua untuk tidak hanya mengagumi Yesus dalam kemuliaan-Nya, tetapi juga sungguh-sungguh mendengarkan dan mengikuti-Nya.

Penginjil Lukas mencatat bahwa peristiwa ini terjadi saat Yesus sedang berdoa. Di satu sisi, hal ini mengajarkan kita bahwa dalam keheningan dan kedekatan dengan Allah, kita dapat mengalami pengalaman rohani yang mendalam. Doa bukan sekadar permohonan, melainkan perjumpaan yang mengubah. Dalam doa, kita pun bisa melihat kemuliaan Tuhan yang hadir dalam hidup kita, bahkan di tengah kesulitan. Setiap momen kedekatan dengan Tuhan dapat mengubah hati kita.

Di sisi lain, dalam hidup sehari-hari, kita semua mengalami “gunung” dan “lembah”, yakni saat-saat penuh terang dan saat-saat gelap. Peristiwa transfigurasi terjadi tidak lama setelah Yesus memberi tahu murid-murid-Nya bahwa Ia akan menderita dan mati. Karena itu, pesta yang kita rayakan hari ini mengingatkan kita bahwa kemuliaan Allah hadir dalam keduanya. Kita diajak untuk tidak hanya mencari pengalaman rohani yang menyenangkan, tetapi juga setia dalam penderitaan, percaya bahwa Tuhan menyertai.

Setiap pengalaman rohani yang kita miliki mestinya tidak hanya untuk dinikmati sendiri. Yesus mengajak para murid untuk turun gunung, kembali ke dunia nyata, ke dalam pelayanan dan penderitaan. Pengalaman rohani yang mendalam seharusnya mendorong kita untuk lebih setia kepada tugas dan tanggung jawab di tengah dunia. Kita tidak dipanggil untuk tinggal di zona nyaman, tetapi untuk membawa terang Kristus ke dalam dunia yang terluka. Kita diajak untuk mendengarkan Dia, artinya untuk hidup menurut sabda-Nya, bukan hanya ketika kita berada di “gunung” (ketika sedang bergembira), melainkan juga saat berada di “lembah” (ketika dalam pergumulan). Kita dipanggil untuk menjadi murid yang mendengarkan. Mendengarkan Yesus berarti membuka hati terhadap sabda-Nya, membiarkan diri dibentuk oleh kasih-Nya, dan berani melangkah dalam iman meski jalannya terasa berat.

Semoga kita mau dibentuk oleh sabda-Nya dan mampu untuk terus bertumbuh dalam iman, serta menjadi saksi kemuliaan Kristus di tengah dunia.