Tambahkanlah Iman Kami

Senin, 12 November 2018 – Peringatan Wajib Santo Yosafat

1017

Lukas 17:1-6

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Tidak mungkin tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang mengadakannya. Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini. Jagalah dirimu! Jikalau saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia, dan jikalau ia menyesal, ampunilah dia. Bahkan jikalau ia berbuat dosa terhadap engkau tujuh kali sehari dan tujuh kali ia kembali kepadamu dan berkata: Aku menyesal, engkau harus mengampuni dia.”

Lalu kata rasul-rasul itu kepada Tuhan: “Tambahkanlah iman kami!” Jawab Tuhan: “Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.”

***

Dalam Injil, kita menemukan banyak permohonan yang diajukan kepada Yesus. Ketika murid-murid-Nya berada dalam bahaya di tengah badai, mereka memohon dengan lantang, “Tuhan, tolonglah, kita binasa!” (Mat. 8:25). Injil hari ini menceritakan tentang permohonan yang lain. Mereka berseru, “Tuhan, tambahkanlah iman kami!” Ini juga bisa menjadi doa atau permohonan kita masing-masing. Seruan kepada Yesus ini juga mengingatkan kita pada permohonan dari seorang ayah yang anaknya kerasukan setan, “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” (Mrk. 9:24).

Permohonan “tambahkanlah iman kami” muncul segera setelah para murid dituntut untuk mengampuni orang yang berbuat dosa kepada mereka, bahkan jika orang itu berbuat dosa sampai tujuh kali. Sebagai tanggapan atas tuntutan yang tinggi ini, para murid merasakan kebutuhan akan iman yang lebih banyak. Mengapa mereka memohon supaya iman mereka ditambah? Tuntutan untuk mengampuni memang tidak mudah. Bisa jadi mulut orang mengatakan “aku sudah mengampunimu,” tetapi tidak selalu hati dan budinya bisa mengampuni dengan mudah. Kesalahan seseorang kepada kita bisa diandaikan seperti paku yang ditancapkan di pohon. Walaupun paku itu dicabut, bekasnya akan tetap ada. Begitulah yang namanya kesalahan: walau sudah diampuni, terkadang masih juga menimbulkan luka di hati. Karena itu, penting juga bagi kita untuk memohon seperti para murid, yaitu supaya Tuhan menambahkan iman kita.

Yesus menyatakan bahwa bahkan iman sebesar biji sesawi dapat melakukan hal-hal yang luar biasa. Tuhan dapat bekerja, bahkan melalui iman kecil kita. Meskipun kita merasa iman kita lemah pada waktu tertentu, kita tetap harus bersyukur kepada Tuhan, sebab Tuhan dapat melakukan hal-hal hebat dengannya. Jangan pernah meremehkan bagaimana Tuhan dapat bekerja di dalam dan melalui iman kecil kita. Memohon “tambahkanlah iman kami” juga berarti memohon supaya kita bisa membiarkan Tuhan bekerja dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini.