Tetap Bertekun Mengikuti Terang

Minggu, 6 Januari 2019 – Hari Raya Penampakan Tuhan

130

Matius 2:1-12

Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem dan bertanya-tanya: “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia.” Ketika raja Herodes mendengar hal itu terkejutlah ia beserta seluruh Yerusalem. Maka dikumpulkannya semua imam kepala dan ahli Taurat bangsa Yahudi, lalu dimintanya keterangan dari mereka, di mana Mesias akan dilahirkan. Mereka berkata kepadanya: “Di Betlehem di tanah Yudea, karena demikianlah ada tertulis dalam kitab nabi: Dan engkau Betlehem, tanah Yehuda, engkau sekali-kali bukanlah yang terkecil di antara mereka yang memerintah Yehuda, karena dari padamulah akan bangkit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umat-Ku Israel.” Lalu dengan diam-diam Herodes memanggil orang-orang majus itu dan dengan teliti bertanya kepada mereka, bilamana bintang itu nampak. Kemudian ia menyuruh mereka ke Betlehem, katanya: “Pergi dan selidikilah dengan seksama hal-hal mengenai Anak itu dan segera sesudah kamu menemukan Dia, kabarkanlah kepadaku supaya aku pun datang menyembah Dia.” Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Dan lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada. Ketika mereka melihat bintang itu, sangat bersukacitalah mereka. Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah Dia. Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan dan mur. Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.

***

Dalam bacaan pertama hari ini (Yes. 60:1-6), Nabi Trito-Yesaya menasihati dan menguatkan Israel untuk bangkit menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang lain. Alasannya karena Allah sebagai sumber terang sendiri memberi terang itu kepada Yerusalem. Kata sang nabi, “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan Tuhan terbit atasmu.” Allah sungguh memberikan anugerah itu secara khusus kepada Israel. Ia mengistimewakan Israel dengan memberikan terang hanya atas mereka, sekaligus menjadikan Yerusalem sumber terang bagi bangsa-bangsa lain sepanjang sejarah. Dengan memiliki terang, Yerusalem menjadi pusat penerang untuk seluruh bangsa dan sejarah. Terang itu menarik semua bangsa untuk mencari dan mengejarnya.

Sementara itu, dalam bacaan kedua (Ef. 3:2-3a, 5-6), melalui suratnya kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus menggunakan istilah “rahasia” dan “ahli waris” untuk menjelaskan apa yang dimaksudkan oleh Nabi Trito-Yesaya sebagai “terang.” Bagi Rasul Paulus, “terang” itu tidak lain adalah “rahasia.” Rahasia ini disampaikan dalam bentuk wahyu kepadanya, juga kepada para rasul dan nabi-nabi-Nya. Rahasia yang dimaksud adalah janji keselamatan yang dibawa oleh dan melalui Kristus. Melalui “rahasia” ini, orang-orang bukan Yahudi pun berhak menjadi “ahli waris” keselamatan. Inilah terang baru yang dibawa oleh Yesus Kristus dan disadari oleh Paulus untuk kemudian dijelaskannya kepada jemaat di Efesus.

Dalam bacaan Injil hari ini, terang yang datang melalui diri Yesus Kristus dan terbuka bagi seluruh bangsa dan sejarah ini dinyatakan secara simbolis dalam kisah kedatangan tiga majus dari Timur. Ketiganya adalah perwakilan simbolis dari dunia atau bangsa-bangsa di luar Israel, bangsa-bangsa yang juga mengikuti terang Allah dan mencari dengan sungguh-sungguh Yesus Kristus, sang Juru Selamat. Kisah ini hendak menerangkan keterbukaan anugerah keselamatan Allah bagi semua orang yang mengenal dan mencari-Nya dengan sungguh-sungguh. Secara rohani, kisah ini merupakan undangan yang meneguhkan kita kembali untuk tetap berusaha mencari keselamatan itu dengan serius setiap waktu.