Dua Kata Kunci

Kamis, 18 April 2019 – Hari Kamis Putih

197

Yohanes 13:1-15

Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya. Mereka sedang makan bersama, dan Iblis telah membisikkan rencana dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, untuk mengkhianati Dia. Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan kembali kepada Allah. Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu. Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus. Kata Petrus kepada-Nya: “Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Jawab Yesus kepadanya: “Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan mengertinya kelak.” Kata Petrus kepada-Nya: “Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya.” Jawab Yesus: “Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.” Kata Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!” Kata Yesus kepadanya: “Barangsiapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua.” Sebab Ia tahu, siapa yang akan menyerahkan Dia. Karena itu Ia berkata: “Tidak semua kamu bersih.”

Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”

***

Injil yang dibacakan pada hari Kamis Putih amat sangat kaya dan luar biasa. Begitu banyak tema dan inspirasi yang bisa kita gali di dalamnya. Dalam perikop ini, ada sejumlah kata kunci yang penting diketahui agar kita dapat memahami kengerian demi kengerian, pengkhianatan demi pengkhianatan, dan kegagalan demi kegagalan yang akan kita temui dalam kisah sengsara Yesus.

Kata kunci yang pertama adalah “kasih.” Kata kunci ini dapat kita temukan dalam kalimat sederhana yang ada di situ, yakni bahwa “Yesus senantiasa mengasihi murid-murid-Nya.” Pernyataan tersebut terasa begitu menyentuh ketika kita menyadari bahwa batu pijakan dan kekuatan Yesus dalam menjalani dan menghadapi semua penderitaan-Nya ternyata adalah kasih. Kasih pulalah yang menjadi kekuatan Yesus dalam memahami para murid-Nya, yang selalu saja gagal dan tidak memahami diri-Nya.

Kata kunci kedua yang juga penting dalam kisah sengsara Yesus adalah “tahu.” Yesus tahu semua yang akan terjadi, dan Ia tahu bahwa semuanya itu harus terjadi demi terwujudnya tugas yang diberikan Bapa kepada diri-Nya. Meski mengetahui semuanya, Yesus mencoba memberi nasihat atau peringatan kepada para murid-Nya. Sayang, mereka tidak juga mengerti. Sungguh luar biasa bahwa Yesus menjalani itu semua dengan ketulusan dan kepercayaan yang tanpa batas kepada Bapa yang mengutus-Nya. Dalam suasana hati yang berkecamuk, Yesus tetap mengajarkan para murid-Nya untuk saling melayani dan saling mengasihi.