Merasakan Kembali Kehadiran Allah

Kamis, 26 September 2019 – Hari Biasa Pekan XXV

120

Hagai 1:1-8

Pada tahun yang kedua zaman raja Darius, dalam bulan yang keenam, pada hari pertama bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, bunyinya: “Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!” Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya: “Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang! Beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu! Jadi naiklah ke gunung, bawalah kayu dan bangunlah Rumah itu; maka Aku akan berkenan kepadanya dan akan menyatakan kemuliaan-Ku di situ, firman TUHAN.”

***

Dalam tradisi agama-agama kuno di sekitar Timur Tengah dikenal kisah-kisah di mana setelah dewa tertinggi selesai melakukan karya penciptaan, orang membangun kuil untuk menghormati dewa ini. Karena itulah kisah penciptaan yang kita baca di kitab Kejadian diakhiri dengan pembangunan kemah suci di akhir kitab Keluaran. Allah menyuruh Musa untuk mendirikan kemah suci di tengah-tengah Israel. Peristiwa ini menegaskan bahwa Allah secara positif menjadikan Israel sebagai umat-Nya. Allah akan melindungi umat-Nya ini dan juga memberi mereka hukum. Mulai saat itu, Allah akan tinggal di tengah-tengah mereka, tetapi sejauh Israel menaati hukum yang diberikan-Nya.

Sayangnya, sebagaimana kita tahu, Israel jatuh ke dalam dosa dan ketidaktaatan. Ini yang kemudian membuat Bait Allah yang dibangun oleh Salomo hancur. Simbol kehadiran Allah di tengah umat-Nya itu dihancurkan oleh bangsa asing.

Dari latar belakang tersebut kita bisa memahami betapa besar perasaan syukur dan sukacita yang dirasakan oleh orang Israel ketika pada zaman Ezra dan Nehemia, Allah berfirman melalui perantaraan Nabi Hagai bahwa Bait Allah sudah saatnya dibangun kembali. Israel dengan demikian akan mengalami kembali kehadiran Allah di tengah-tengah mereka. Allah tidak lagi jauh, melainkan sungguh dekat dengan umat-Nya. Ia hadir secara nyata dalam kehidupan mereka.