Gandum dan Lalang

Minggu, 19 Juli 2020 – Hari Minggu Biasa XVI

242

Matius 13:24-30

Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”

***

Yesus menyampaikan pengajaran tentang rahasia Kerajaan Surga melalui perumpamaan gandum dan lalang. Kerajaan Surga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik untuk menghasilkan gandum di ladangnya. Namun, pada waktu semua orang tidur, penabur lain yang disebut musuh datang menaburkan benih lalang di ladang yang sama. Akibatnya, gandum yang melambangkan anak-anak Kerajaan Surga bertumbuh dan berkembang bersama dengan lalang yang melambangkan anak-anak si jahat. Gandum dan lalang dibiarkan tumbuh bersama sampai musim panen tiba. 

Pada waktu panen tiba, yakni saat akhir zaman, menjadi tugas sang penuai untuk menilai mana yang harus dikumpulkan ke dalam lumbung Kerajaan Surga, mana yang harus dibuang dan dibakar di neraka. Anak Manusia adalah pihak yang berwewenang mencabut lalang dari gandum. Para hamba yang bekerja di ladang-Nya tidak berhak untuk mencabut lalang yang mewakili anak-anak si jahat, yakni orang-orang yang menolak serta memusuhi Yesus dan Injil-Nya.

Larangan untuk mencabut lalang tersebut penting disadari oleh setiap orang kristiani. Di antara kita mungkin ada yang tergoda untuk memurnikan komunitas dengan menghakimi dan mengekskomunikasi orang lain. Semangat menghakimi dan membasmi orang yang tidak sepaham dalam hal penafsiran akan Kitab Suci, praktik liturgi, atau isu-isu tertentu benar-benar merusak Gereja dan misinya menebarkan cinta kasih serta pengampunan.

Selama berada di dunia ini, anak-anak Kerajaan Surga mau tidak mau harus hidup berdampingan dengan anak-anak si jahat. Hal ini mirip dengan para murid yang harus hidup berdampingan dengan Yudas. Namun, pada akhir zaman, anak-anak Kerajaan Surga akan dipisahkan dengan anak-anak si jahat. Mereka yang mengakui Yesus sebagai Mesias dan Injil-Nya akan menikmati ganjaran sukacita kekal di surga, sedangkan mereka yang menolak dan memusuhi akan mendapatkan hukuman kekal di neraka.