WB No. 4 (2020)

300

ARTIKEL UTAMA: SIMBOL DAN SIMBOLISME DALAM INJIL YOHANES (F.X. Marmidi SCJ)

Penggunaan simbol menjadi karakteristik Injil Yohanes. Banyak simbol dapat kita temukan dalam Injil ini, antara lain lambung, darah, dan air di Yoh. 19:34. Para Bapa Gereja menafsirkan simbol tersebut dalam perspektif yang lebih luas, yaitu sebagai kelahiran Gereja dan Sakramen Baptis-Ekaristi.

ARTIKEL UTAMA: HAWA BARU BERSAMA ADAM BARU MELAHIRKAN HIDUP BARU (Valens Agino CMF)

Walaupun pria dan wanita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1:26-27), dan wanita dihadirkan untuk menjadi penolong yang sepadan dengan pria (Kej. 2:20), tetap saja ada ketimpangan dalam pandangan dan perlakuan terhadap seorang wanita.   

ARTIKEL UTAMA: KISAH REKONSILIASI DAN PANGGILAN KEDUA DI DANAU TIBERIAS (Petrus Cristologus Dhogo SVD)

Ketika Petrus mengambil inisiatif untuk melaut, yang lain pun ramai-ramai menurutinya. Mereka melaut sepanjang malam, tetapi tidak berhasil menangkap apa-apa. Agaknya itu karena mereka kehilangan semangat dan motivasi. Pikiran mereka masih bergulat seputar hari-hari terakhir mereka bersama Yesus.

PERIKOP-PERIKOP SULIT: KETIKA KEBENARAN BERHADAPAN DENGAN KESAKSIAN PALSU I (Jarot Hadianto)

Susana adalah perempuan saleh yang nyaris tewas karena difitnah oleh orang-orang berpengaruh. Ia hidup di tengah masyarakat patriarkat yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama. Dalam kehidupan bersama, peran laki-laki sangat dominan dan menentukan, sementara peran perempuan dianggap remeh atau bahkan tidak dianggap sama sekali.

TERJEMAHAN KITAB SUCI: JANGANLAH MEMBAWA KAMI KE DALAM PENCOBAAN (Anwar Tjen)

Yang paling menarik perhatian belakangan ini adalah permohonan keenam agar Bapa di surga jangan “membawa” atau “memasukkan” kita ke dalam pencobaan. Apakah terjemahan ini dapat dibenarkan? Apakah Allah berperan aktif dalam pencobaan terhadap umat-Nya?

TERJEMAHAN KITAB SUCI: REVISI TERJEMAHAN DOA BAPA KAMI (Martin Harun, OFM)

Kita memiliki beberapa varian doa Bapa Kami. Ini menunjukkan bahwa Gereja Katolik tidak terikat kepada huruf doa, tetapi mengutamakan spiritnya, sehingga dari waktu ke waktu dapat mengubah huruf terjemahannya.

SOURCERedaksi WB
SHARE