Kabar Baik tentang Yesus

Minggu, 6 Desember 2020 – Hari Minggu Adven II

427

Markus 1:1-8

Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah. Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: “Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya”, demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan. Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Inilah yang diberitakannya: “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa daripada aku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.”

***

Injil Markus diawali dengan judul yang mengungkapkan isi kitabnya: “Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.” Kata “Injil”, yang diserap dari bahasa Arab: injilun, berasal dari dua kata Yunani eu (baik) dan aggelion (kabar). Jadi, Injil berarti kabar baik.

Kabar baik yang disampaikan di dalam kitab ini adalah mengenai Yesus. Yesus adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani Yoshua atau Yehoshua. Sampai pada permulaan abad 2, nama ini umum digunakan di antara orang Yahudi. Yosefus, ahli sejarah Yahudi, menyebut dua puluh orang yang memakai nama ini, sepuluh di antaranya hidup sezaman dengan Yesus. Jadi, nama Yesus merupakan nama yang banyak dipakai oleh orang Yahudi zaman itu. Mulai permulaan abad dua, nama ini lenyap dari antara orang Yahudi dan Kristen. Orang Yahudi menghindari nama ini karena mereka menolak Yesus, sedangkan orang Kristen menghindarinya karena sikap hormat terhadap Tuhan.

Namun, nama ini dipilih bukan karena bagus dan umum dipakai, melainkan karena janji ilahi (Mat. 1:21; Luk. 1:31; 2:21). Nama Yesus/Yoshua/Yehoshua berarti “YHWH adalah keselamatan” atau “YHWH menyelamatkan”. Anak yang dilahirkan oleh Maria itu harus diberi nama Yesus karena Dia akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka (Mat. 1:21). Hanya Allah yang dapat mengampuni dan membersihkan manusia dari dosa. Dalam diri Yesus, Allah hadir untuk menyelamatkan manusia dari dosa semata-mata untuk membawa mereka ke dalam kehidupan abadi di surga.

Pada nama Yesus dikenakan dua gelar, yakni Kristus dan Anak Allah. Gelar “Kristus” menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias atau yang diurapi. Gelar ini dikenakan pada para raja sebagai orang-orang yang diurapi Allah. Dengan menerima pengurapan, seorang raja dipilih oleh Allah untuk menggembalakan umat-Nya. Tugasnya sebagai orang yang diurapi adalah menyelamatkan umat Allah dari musuh-musuh mereka (1Sam. 10:1).

Namun, kalau Yesus disebut sebagai Mesias, ini tidak berarti bahwa Ia menjadi raja orang Israel yang akan membebaskan mereka dari bangsa-bangsa lain yang memusuhi mereka. Yesus adalah Raja Kerajaan Surga yang datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari kekuasaan dosa dan membawa mereka masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Tindakan penyelamatan ini dilakukan tidak dengan mengangkat senjata, tetapi dengan mempersembahkan diri di kayu salib. Yesus mempersembahkan diri sebagai kurban untuk menghapus dosa manusia. Mereka yang percaya kepada-Nya akan bangkit dari kematian bersama Dia, dan hidup bersama Dia pula di dalam Kerajaan-Nya.