Beriman atau Beragama?

Rabu, 4 Agustus 2021 – Peringatan Wajib Santo Yohanes Maria Vianney

142

Matius 15:21-28

Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.

***

Ketika Yesus berada di kota Tirus dan Sidon, seorang perempuan Kanaan berseru kepada-Nya, meminta agar anaknya disembuhkan. Peristiwa ini membenarkan perkataan Yesus tentang Tirus dan Sidon di Mat. 11:21, bahwa jika di kedua kota itu terjadi mukjizat-mukjizat Tuhan, tentunya sudah sejak dahulu mereka bertobat dan berkabung. Iman perempuan tersebut menjadi bukti nyata akan pribadi yang terbuka pada kehadiran Tuhan, lebih lagi karena Yesus tidak begitu saja mengabulkan permohonannya.

Manusia selalu ingat akan Tuhan di saat penderitaan dan kesulitan datang. Ketakutan manusia terhadap penderitaan lebih besar daripada ketakutannya terhadap Tuhan. Sering kali kita semua baru ingat akan Tuhan ketika kita menderita. Akan tetapi, kisah perempuan Kanaan ini memberi kita gambaran tentang hidup beriman. Hidup beriman berbeda dengan hidup beragama. Beragama hanya sekadar tempelan identitas yang tertulis pada KTP, sementara beriman berarti hidup yang pasrah secara penuh dan percaya secara utuh kepada Tuhan. Beriman berarti tidak setengah-setengah dalam keyakinan dan kepercayaan kepada Tuhan, seperti yang ditunjukkan oleh perempuan Kanaan ini.

Saudara-saudari terkasih, mari kita merenungkan: Hidup macam apa yang kita jalani? Apakah kita beriman kepada Tuhan, pasrah secara penuh kepada-Nya? Ataukah kita sekadar beragama saja?