Reaksi Para Gembala dan Maria

Sabtu, 1 Januari 2022 – Hari Raya Santa Perawan Maria Bunda Allah

111

Lukas 2:16-21

Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka.

Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya.

***

Sebelum kita mulai merenungkan bacaan Injil hari ini, perkenankan saya mengucapkan selamat tahun baru 2022 kepada kita semua. Di awal tahun baru ini, kita diajak untuk merenungkan reaksi para gembala atas kabar kelahiran Yesus dan reaksi Maria terhadap apa yang disampaikan oleh gembala-gembala itu.

Dikisahkan bahwa para gembala cepat-cepat berangkat untuk menjumpai bayi yang sedang berbaring di dalam palungan. Hal ini memperlihatkan semangat dan keinginan mereka untuk melihat tanda yang telah dijanjikan. Semangat dan keinginan ini sama dengan Maria, yang cepat-cepat pergi mengunjungi Elisabet untuk melihat tanda yang dijanjikan malaikat. Mereka berbeda dengan para pemuka agama yang tidak mau repot-repot datang untuk mencari tahu walaupun mendengar berita gembira tentang kelahiran Mesias di Betlehem. 

Setelah melihat bayi Yesus, para gembala meneruskan apa yang telah dikatakan malaikat tentang Dia kepada Maria dan Yusuf serta orang-orang Betlehem. Dengan meneruskan apa yang disampaikan malaikat, mereka tidak hanya menjalankan peran sebagai saksi mata, tetapi juga perantara pewahyuan ilahi. Pemberitahuan para gembala membuat semua orang yang mendengarnya menjadi heran. Namun, orang-orang di Betlehem hanya merasa heran tanpa mencari maknanya secara lebih mendalam melalui permenungan. Mereka seperti orang yang sejenak menerima firman dengan gembira, namun tidak membiarkan firman itu berakar.

Berbeda dengan reaksi orang-orang Betlehem, Maria menyimpan segala perkara itu dalam hatinya dan merenungkannya. Dia melakukan hal itu untuk menemukan arti yang sesungguhnya. Maria tampaknya belajar secara perlahan-lahan tentang status Anaknya. Sejauh ini, dia telah mengetahui bahwa Anaknya adalah Mesias keturunan Daud dan diakui sebagai Tuhan. Para gembala menambahkan bahwa Anaknya akan menjadi Juru Selamat.

Setelah melihat bayi Yesus dan memberitahukan kepada Maria, Yusuf, dan orang banyak tentang apa yang disampaikan Tuhan kepada mereka, para gembala kembali pada kawanan domba mereka di padang rumput sambil memuji dan memuliakan Allah. Pujian para gembala ini menggemakan nyanyian para malaikat. Mereka bergabung bersama makhluk surgawi dalam memuji dan memuliakan Allah, sebab segala sesuatu yang mereka dengar dan lihat sesuai dengan apa yang dikatakan malaikat kepada mereka. Tidak ada isyarat munculnya keraguan dan ketidakpercayaan dari para gembala ketika mereka mendengarkan dan menyaksikan kebenaran dari apa yang dikatakan oleh malaikat. Karena itu, marilah kita meneladani para penggembala yang memuji dan memuliakan Allah yang telah menganugerahkan banyak hal kepada kita sambil terus merenungkan maknanya seperti yang telah dilakukan Maria.