Jalan Penyangkalan Diri

Kamis, 3 Maret 2022 – Hari Kamis sesudah Rabu Abu

96

Lukas 9:22-25

Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?”

***

Sebuah lagu panggilan liriknya berbunyi demikian: “Kujalani hidup ini lewat bukit dan lembah, lewat gunung dan lautan. Kuterjang badai taufan, tak kurasa menderita walau miskin dan hina. Kuserahkan harapanku di bawah salib-Mu. Pada-Mu kurasa bahagia.” Syair yang indah tersebut sarat makna, namun untuk dijalani tentu tidak mudah. Alih-alih mudah, secara manusiawi hal itu pasti melelahkan dan berat. Siapa kiranya yang mau menapaki jalan yang sulit, jauh, terpencil, dan banyak hambatan?

Meskipun sudah dimanjakan dengan fasilitas dan kemudahan, tetap saja kita sering kurang maksimal dalam menjalankan tugas. Berbagai alasan kita kemukakan, yang intinya kita merasa malas dan enggan untuk memberikan pelayanan bagi orang lain. Sikap seperti itu harus kita atasi. Ketika perjuangan dan pelayanan kita jalani dengan gembira hati, rasa syukur yang berlimpah-limpah akan lahir. Pada saat itu, kita tidak berjalan sendirian, sebab Allah menyertai kita.

Menerima dan menjalani situasi yang tidak sesuai dengan harapan kita merupakan jalan penyangkalan diri dan memanggul salib sebagaimana yang diajarkan Yesus. Menjadi nyata bahwa menjalani panggilan hidup sebagai seorang Katolik membutuhkan sukacita dalam berkorban, melayani, dan bekerja. Jalan ini harus kita tapaki bersama Allah menuju keselamatan. Dengan kasih dan penyerahan kepada Allah, kita akan mampu menghidupinya dalam kegembiraan. Ingatlah syair lagu berikut ini: “Jalan serta Yesus, jalan serta-Nya setiap hari. Jalan serta Yesus, jalan serta-Nya setiap hari. Jalan serta-Nya s’lamanya. Jalan ada duka, jalan ada suka. Jalan serta-Nya setiap hari. Jalan serta-Nya s’lamanya.”

Saudara-saudari terkasih, mari kita bergegas berjalan bersama Yesus untuk menempuh jalan penyangkalan diri dan memikul salib keselamatan.