Pewarta Injil

Senin, 25 April 2022 – Pesta Santo Markus

220

Markus 16:15-20

Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”

Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke surga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

***

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Yesus memberi perintah ini bukan hanya kepada kesebelas murid-Nya, melainkan juga kepada setiap orang Kristen. Ada berbagai cara mewartakan Injil, misalnya memberi katekese di media sosial, menjadi pelayan sukarela di tempat-tempat yang terpencil, serta menjadi pendoa bagi para misionaris, imam, atau religius. Bahkan hal yang sangat sederhana, yakni menjawab pertanyaan seseorang tentang iman Katolik atau peduli terhadap lingkungan hidup, juga termasuk pewartaan Injil. Beragam cara ini menyadarkan kita bahwa mewartakan Injil telah menjadi bagian dari keseharian kita dan telah kita lakukan. Bukankah inti pewartaan Injil adalah membawa orang lain kepada Yesus dan membawa Yesus kepada orang lain?

Tindakan-tindakan ajaib yang digambarkan Yesus dalam bacaan Injil hari ini menunjukkan kepada kita bahwa pewartaan Injil adalah karya ilahi. Allah tidak berpangku tangan, tetapi turut menyertai kita dalam mewartakan Injil. Roh Kudus turut bekerja dalam diri kita. Kita tidak perlu takut, tetapi harus percaya. Kita perlu membiarkan diri kita dibimbing oleh Roh Kudus supaya karya ilahi tersebut menjadi nyata.

Saudara-saudari yang terkasih, mewartakan Injil adalah tugas kita. Tugas ini melekat pada diri kita sejak kita menjadi anggota Gereja. Kita pun telah melaksanakannya. Namun, apakah kita sungguh menyadarinya? Apakah kita mewartakan Injil dengan sepenuh hati dan sukarela?

Kalau kita belum menyadarinya, mari bersama-sama membangun kesadaran. Kalau kita sudah menyadarinya, mari mewartakan Injil dengan sepenuh hati. Kita membaktikan diri kita dan memberikan yang terbaik yang kita miliki. Santo Markus, sang pengarang Injil, bisa menjadi teladan kita. Ia mewartakan Injil dengan menuliskannya, sehingga kita semua bisa mengenal Kristus secara mendalam. Santo Markus, doakanlah kami.