Roti Hidup

Kamis, 5 Mei 2022 – Hari Biasa Pekan III Paskah

134

Yohanes 6:44-51

“Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal.

Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari surga: Barangsiapa makan darinya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

***

Yesus hari ini mengatakan bahwa Ia adalah “roti hidup”. Roti adalah makanan pokok masyarakat di Palestina. Dengan kata lain, Yesus dengan ini mau menyatakan bahwa Ia adalah pokok hidup. Pernyataan ini bisa menjadi refleksi kita hari ini. Apakah Yesus sungguh menjadi pokok dalam hidup kita?

Pokok mengandaikan sesuatu yang paling penting dan paling utama dari segalanya. Tanpa pokok, kita tidak memiliki apa-apa dan tidak berdaya. Ketika letih dan kelaparan, kita pasti akan memakan sesuatu. Kita juga makan tiga kali sehari untuk memberi energi dalam beraktivitas. Yesus menyebut dirinya “roti hidup”, yang berarti tanpa-Nya kita tidak akan memiliki daya untuk melakukan sesuatu.

Paskah ini saya melakukan kunjungan ke pedalaman Ketapang. Sehari saya sampai tiga kali memimpin misa, di mana untuk mengunjungi stasi-stasi yang ada, saya berangkat pukul 6 pagi dan baru pulang pukul 10 malam. Saya terkadang bertanya pada diri saya sendiri: Apa yang membuat saya kuat melakukan ini? Apa yang membuat saya bisa bertahan di medan yang sulit ini? Jawabannya adalah Yesus. Saya percaya bahwa kekuatan Yesuslah yang menemani saya, menjadikan saya kuat, dan memampukan saya untuk melakukan ini semua.

Pertanyaan refleksi untuk kita semua: Bagaimana Yesus menjadi roti hidup bagi kita dalam keseharian?