Yesus Adalah Roti Hidup Kita

Jumat, 6 Mei 2022 – Hari Biasa Pekan III Paskah

88

Yohanes 6:52-59

Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku. Inilah roti yang telah turun dari surga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.”

Semuanya ini dikatakan Yesus di Kapernaum ketika Ia mengajar di rumah ibadat.

***

Paskah ini saya merefleksikan sebagai seorang imam bahwa imamat adalah sarana bagi saya untuk menggapai kesempurnaan dan kekukudusan. Imamat bukanlah tujuan, melainkan sarana untuk menggapai Allah. Saya merenungkan ini dengan berkaca pada sepeda motor saya, yang selalu menemani ke mana pun saya pergi, terutama ketika saya berkunjung ke daerah-daerah pedalaman. Sepeda motor ini merupakan sarana bagi saya untuk memberikan pelayanan misa. Sebagai sarana, sepeda motor juga harus dirawat, tidak hanya sekadar dipakai.

Begitu pula sarana yang ada pada diri kita untuk menggapai kesempurnaan. Saya menggunakan imamat sebagai sarana, sementara bagi saudara-saudari sekalian, sarana tersebut bisa jadi adalah status sebagai orang tua, pelajar, pekerja, dan sebagainya. Sarana yang kita pakai ini akan menjadi sarana yang baik jika dipelihara dan dirawat. Tanpa perawatan dan pemeliharaan, sarana-sarana tersebut pasti akan rusak.

Wujud pemeliharaan sarana adalah relasi yang baik dengan Tuhan sebagai roti hidup atau pokok dari hidup kita. Relasi yang baik dengan Tuhan akan memampukan kita untuk selalu ingat bahwa yang kita jalani ini adalah sarana untuk menggapai diri-Nya. Tuhan adalah tujuan kita. Jadi, relasi dengan-Nya akan membuat kita selalu ingat apa yang menjadi tujuan hidup kita.

Mari bertanya pada diri kita masing-masing: Apakah kita sudah menyadari sarana apa yang kita gunakan untuk menggapai kesempurnaan?