Pentingnya Pemeriksaan Batin

Selasa, 12 Juli 2022 – Hari Biasa Pekan XV

158

Matius 11:20-24

Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun di situ Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya: “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! Karena jika di Tirus dan di Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan daripada tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati! Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri Sodom akan lebih ringan daripada tanggunganmu.”

***

Pertobatan radikal. Itulah yang dituntut Yesus agar dilakukan oleh semua orang. Hari ini, dengan menyatakan sejumlah kecaman, Yesus mengharapkan adanya pertobatan. Pertobatan memang menjadi kebutuhan mendesak yang harus dituntaskan sesegera mungkin, sebab kita tidak tahu sampai kapan kita masih mendapatkan kesempatan hidup. Pertobatan tidak melulu tentang pengakuan dosa di hadapan imam, tetapi lebih pada perubahan dalam hidup sehari-hari. Semangat pertobatan hendaknya menjadi cara kita untuk mengalami kasih Allah. Allah menunggu kita untuk mengubah semua dimensi diri. Kesempatan selalu ada, tinggal kita masing-masing punya kemauan atau tidak.

Kecaman Yesus tidak berarti Dia membenci orang-orang yang tinggal di kota-kota yang disebutkan dalam bacaan Injil hari ini. Itu justru menunjukkan kasih Yesus kepada mereka semua. Yesus tidak ingin mereka masuk dalam kebinasaan karena kurang sadar akan pertobatan. Dia tidak ingin mereka saling mengunggulkan diri sendiri, sehingga meremehkan sesama. Dia ingin semua orang hidup dalam kebenaran demi keselamatan kekal.

Demikian pula terhadap kita. Setiap hari Yesus berjuang menyadarkan kita agar tidak jemu-jemu bertobat. Mungkin hari ini kita hebat dalam kegiatan rohani, tetapi masih kurang dalam berbuat baik. Mungkin kita sudah aktif melayani Gereja, tetapi kurang mempunyai waktu rohani yang ideal. Mungkin kita sudah banyak berbuat baik, tetapi batin kita masih mempunyai kebencian pada sesama. Kita harus hidup adalah keseimbangan: Seimbang antara rohani dan jasmani, seimbang antara Tuhan dan Gereja, seimbang antara keluarga dan pelayanan. Karena itu, setiap hari kita harus mau bertobat dan memohon ampun sambil meminta petunjuk dari Yesus.

Bacaan Injil hari ini mengajari kita untuk secara bijak menggunakan hidup dengan benar. Kebijaksanaan akan muncul ketika kita mau memperbarui diri terus-menerus. Inilah yang disebut pertobatan radikal. Karena itu, alih-alih mencari pembenaran dan keunggulan dari sesama, mari kita berlomba-lomba membina diri dalam pertobatan dan pemeriksaan batin, sehingga daya ilahi semakin terang menerangi langkah-langkah kehidupan kita.