Kerendahan Hati

Rabu, 13 Juli 2022 – Hari Biasa Pekan XV

87

Matius 11:25-27

Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.”

***

Yesus bersyukur kepada Bapa atas karya besar-Nya bagi manusia. Rasa syukur ini membuat Yesus semakin memahami kehendak Bapa bagi keselamatan manusia. Dengan rendah hati, Yesus berkomunikasi dengan Bapa. Ia menggambarkan keutamaan kristiani, yakni kerendahan hati, yang mengajarkan kita untuk senantiasa bergantung pada kehendak Allah.

Bergantung pada Allah. Inilah yang kadang dilupakan oleh orang-orang bijak dan pandai. Umumnya, orang bijak dan pandai merasa lebih hebat dari sesamanya. Ini merusak identitas mereka sebagai anak Allah. Karena merasa sudah hebat, mereka menjadikan hal-hal yang mereka miliki sebagai jaminan hidup. Olah rohani dan iman dikesampingkan karena dipandang tidak memberi hasil yang memuaskan. Itulah realitas dunia kita sekarang. Seharusnya setiap orang menyadari bahwa jaminan hidup kekal tidak berdasarkan pada apa yang kita miliki di dunia, tetapi pada apa yang kita miliki dalam hati.

Bergantung pada kuasa Allah bukan berarti kita bersikap pasrah tanpa usaha. Alih-alih itu, kita diajak secara rendah hati melibatkan Allah dalam kegiatan sehari-hari. Perayaan Ekaristi, devosi, dan yang lainnya jangan dilakukan sebatas tempelan saja, tetapi harus sungguh-sungguh menjadi kebutuhan. Sering kali kita berdoa khusyuk di hadapan Tuhan, bahkan sampai menangis, ketika menjumpai kesulitan. Namun, jika kesulitan sudah teratasi, kita cenderung melupakan-Nya. Hal seperti itulah yang dikritik Yesus. Kita harus selalu dan sungguh-sungguh bergantung pada Allah!

Di hadapan Allah, kita harus mempunyai kerendahan hati. Dalam aktivitas sehari-hari, kerendahan hati harus menjadi cara hidup kita. Kerendahan hati penting untuk ditumbuhkan dan dikembngakan di tengah dunia yang menekankan kemegahan. Kendati kita masih hidup di dunia, kita harus mengasah pola hidup kita berdasarkan keutamaan kristiani. Mari kita kembangkan kerendahan hati secara terus-menerus agar semakin nyatalah identitas kita sebagai murid Tuhan.