Warisan Rohani

Minggu, 24 Juli 2022 – Hari Minggu Biasa XVII

106

Lukas 11:1-13

Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: “Tuhan, ajarlah kami berdoa, sama seperti yang diajarkan Yohanes kepada murid-muridnya.” Jawab Yesus kepada mereka: “Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa, dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu. Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Lalu kata-Nya kepada mereka: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti, sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya; masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara. Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya. Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan darinya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan? Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di surga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

***

Hari Kakek, Nenek, dan Lansia Sedunia II yang diperingati pada hari ini mengangkat tema: “Pada masa tua pun mereka masih berbuah” (Mzm. 92:15). Mereka yang memasuki usia tua, yakni para kakek, nenek, dan lansia, perlu mempersiapkan diri agar dapat menjalaninya dengan penuh sukacita. Salah satu keutamaan yang dimiliki orang-orang tua adalah warisan rohani berupa aneka macam pengalaman hidup. Tidak heran, mereka yang berusia lanjut tetap berbuah dan memberi warna kehidupan bagi dunia sekitar.

Warisan rohani tersebut dapat dilihat melalui ketekunan dan kesetiaan dalam doa. Dengan itu, mereka membangun relasi dengan Allah. Melalui kedewasaan dan kematangan rohani, para kakek, nenek, dan lansia semakin menjadi pribadi yang bijaksana dalam kata dan perbuatan. Oleh sebab itu, meskipun memasuki masa tua itu tidak mudah, mereka tetap harus dengan segala kekurangan dan kelemahan yang ada. Bagaimana tidak, meskipun kesehatan mulai memudar, mereka masih dipercaya dan dipakai Allah untuk memberi kesaksian tentang iman, harapan, dan kasih.

Selaras dengan itu, hari ini kita mendengarkan ajaran Yesus tentang doa Bapa Kami, salah satu doa pokok dalam Gereja Katolik. Doa ini mencerminkan relasi personal kita yang begitu dekat dengan Allah, sebab kita boleh menyebut-Nya sebagai Bapa. Doa ini juga menyadarkan kita bahwa kita selalu berharga di hadapan Allah. Kita diperhatikan, bahkan dipercaya oleh Allah untuk terus membawa perdamaian dan pengampunan, serta kemurahan hati berkat daya Roh Kudus. Karena itu, penting bahwa ketika berdoa Bapa Kami, kita memiliki disposisi batin yang tepat, yakni hadir sebagai pribadi yang percaya kepada Allah, berharga di hadapan-Nya, dan diutus oleh-Nya.

Berkaitan dengan para kakek, nenek, dan lansia yang kita peringati hari ini, doa Bapa Kami menegaskan bahwa iman dapat mengerjakan banyak hal. Iman menyertai tangisan kesakitan mereka yang menderita dan membantu mengubah hati. Karena itu, mereka mesti berdoa dengan penuh iman dan dengan hati yang tulus penuh harapan.

Selamat merayakan Hari Kakek, Nenek, dan Lansia Sedunia II. Mari kita mengucapkan terima kasih atas teladan hidup dan warisan rohani yang mereka berikan. Hidup para kakek, nenek, dan lansia sungguh berharga. Doakan kami untuk siap memasuki masa tua juga pada saatnya nanti.