Yang Terbesar

Senin, 26 September 2022 – Hari Biasa Pekan XXVI

103

Lukas 9:46-50

Maka timbullah pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka. Karena itu Ia mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di samping-Nya, dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”

Yohanes berkata: “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Yesus berkata kepadanya: “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.”

***

Murid-murid Yesus bertengkar, berebut menjadi yang terbesar. Karena tidak mau disaingi, mereka juga mencegah orang lain mengusir setan demi nama Yesus, padahal mereka sendiri gagal melakukannya (bdk. Luk. 9:40). Dua hal tersebut terjadi justru setelah Yesus memberi tahu mereka bahwa Ia akan menanggung penderitaan (Luk. 9:44). Ini berarti para murid belum memahami pribadi Yesus dan tugas pengutusan-Nya. Mereka juga belum paham apa artinya menjadi murid Yesus.

Karena itu, Yesus kemudian menghadirkan seorang anak kecil di hadapan mereka. Sosok yang lemah dan tidak berdaya ini menjadi lambang para murid sendiri. Meski diutus untuk mewartakan Injil, mereka sebenarnya tidak lebih dari kumpulan orang kecil dan sederhana. Sungguh tidak pantas kalau mereka berebut menjadi yang terbesar, sebab seperti anak kecil itu, mereka bukanlah siapa-siapa! Kekuatan para murid tidak berasal dari diri mereka sendiri, melainkan dari Allah.

Dalam karya pewartaan Injil, memang ada godaan besar bahwa yang kita wartakan bukan Allah, melainkan diri kita sendiri. Dikerumuni dan didengarkan banyak orang membuat kita lupa diri, merasa diri kitalah yang hebat. Hal itu tidak boleh terjadi. Yang harusnya makin terkenal itu nama Allah, bukan nama kita. Prinsip Yohanes Pembaptis perlu diterapkan di sini: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh. 3:30).