Diskresi: Sebuah Latihan Rohani

Minggu, 26 Februari 2023 – Hari Minggu Prapaskah I

84

Matius 4:1-11

Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”

Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.

***

Bersama Gereja universal, hari ini kita merayakan Minggu Prapaskah I. Selama Masa Prapaskah, yakni sepanjang 40 hari ke depan, Gereja mengajak kita untuk masuk dalam permenungan mengikuti jejak/perjalanan Yesus. Pada Minggu Prapaskah I ini, bersama Yesus, kita diajak masuk ke dalam pergumulan batin, berhadapan dengan godaan Iblis yang berusaha menghentikan niat dan komitmen Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dalam karya-karya-Nya. Di padang gurun, di saat Yesus sedang berpuasa, Iblis hadir. Dengan kecerdikan dan kepiawaiannya, Iblis membujuk Yesus untuk mengurungkan niat-Nya dalam menuruti dan setia pada kehendak Bapa.

Yesus, Putra Allah, saja digoda Iblis, apalagi kita yang adalah manusia-manusia biasa ini. Iblis senantiasa mendorong kita untuk menjauh dari Allah. Iblis ada dalam diri kita dan selalu mendorong kita untuk berbuat jahat. Hebatnya, ia menggunakan berbagai cara dan upaya untuk menjerumuskan kita masuk ke dalam dosa. Ketimbang roh baik, roh jahat biasanya lebih sering diikuti oleh banyak orang karena mudah, enak, dan menggiurkan.

Tiga kali Yesus digoda oleh Iblis dengan aneka macam trik dan strategi. Meskipun demikian, dengan kuat dan tegas, Ia menolak bujuk rayu tersebut. Yesus tahu mana yang merupakan tipu daya Iblis dan mana yang menjadi kehendak Bapa. Ia tetap setia untuk terus mengikuti kehendak Bapa-Nya.

Pada masa pantang dan puasa ini, sebagai murid-murid Yesus, sebenarnya kita pun sedang melatih diri untuk fokus pada kehendak Tuhan dan berani dengan tegas melawan bujuk rayu roh jahat. Pastinya ini bukan hal yang mudah. Mengapa? Roh jahat itu cerdik, tahu akan kelemahan kita, dan mampu menggunakan alasan-alasan semu yang seolah-olah baik, padahal tidak. Di sinilah penting bagi kita melatih diri untuk mampu berdiskresi, yakni mampu membedakan mana yang berasal dari roh baik dan mana yang berasal dari roh jahat.

Kita harus memilih untuk tetap setiap pada tuntutan dari roh yang baik. Diskresi membutuhkan kepekaan untuk memilah dan memilih mana yang terbaik, yang merupakan suara dari Tuhan sendiri. Berani berkata “tidak” pada godaan, serta setia pada kehendak Tuhan adalah latihan rohani yang perlu kita hidupi terus-menerus setiap hari dalam berbagai macam situasi.