Hidup untuk Diutus

Senin, 15 Mei 2023 – Hari Biasa Pekan VI Paskah

64

Yohanes 15:26 – 16:4a

“Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”

“Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.”

***

Hidup itu untuk diutus. Sebagai seorang Katolik, kehidupan merupakan pengutusan yang harus dijalani. Kehidupan dengan segala dinamikanya merupakan sarana pengutusan untuk menghadirkan kasih Allah dan kerajaan-Nya. Dasarnya adalah pengalaman relasi dengan Allah, di mana kita merasakan sapaan dari-Nya dan sentuhan akan kasih-Nya.

Perjumpaan dengan banyak orang dapat kita jadikan kesempatan untuk berkisah tentang kasih Allah. Memang hal itu sering kali tidak mudah. Bisa jadi, kita akan dituduh sok suci atau orang yang tidak bisa santai karena bicara tentang hal-hal yang berat. Namun, dengan cara yang tepat, kiranya anggapan itu bisa dihindari. Ketika kita bicara tentang kasih Allah, jangan sampai hal itu dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Sampaikanlah itu secara konkret dan sederhana agar mudah dimengerti dan menyentuh hati para pendengar. Dengan itu, semoga mereka akan tersentuh, dan semoga kasih Allah mengubah pola pikir dan cara pandang mereka tentang kehidupan.

Cara hidup kita sehari-hari, yakni dalam kata-kata, perbuatan, dan pekerjaan, hendaknya menjadi kesaksian kita akan kasih Allah. Dengan itu, kita bersaksi tentang kebersamaan kita dengan Yesus, iman kita kepada-Nya, penebusan yang Ia lakukan, dan tentang kehadiran-Nya di tengah-tengah kita. Sebagai seorang Katolik, kita pantas bersyukur, sebab Roh Kudus yang mengajar dalam kebenaran senantiasa menguatkan kita dalam menjalani tugas pengutusan.

Mari kita bertanya pada diri kita masing-masing: Sebagai seorang Katolik, sudahkah kita menjadikan Yesus sebagai milik kita yang paling utama? Sudahkah Yesus benar-benar kita jadikan andalan hidup? Itulah yang seharusnya menjadi kesaksian kita, yakni kesaksian akan Yesus melalui kehidupan harian. Karena itu, mari kita berbincang tentang kasih Yesus, bekerja dalam kasih Yesus, dan bersaudara dalam kasih Yesus. Selalu jadikan Yesus sebagai yang utama dan sebagai pusat hidup kita, agar kasih-Nya selalu terpancar bagi orang-orang di sekitar kita.