Para Pekerja bagi Tuaian

Minggu, 18 Juni 2023 – Hari Minggu Biasa XI

219

Matius 9:36 – 10:8

Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”

Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi kuasa kepada mereka untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit dan segala kelemahan. Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia.

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”

***

Semuanya berawal dari hati Yesus yang tergerak oleh belas kasihan. Itulah reaksi-Nya di hadapan penderitaan manusia, umat yang lelah dan telantar. Ini lukisan penderitaan konkret masyarakat Yahudi di Palestina abad pertama. Mereka ditindas dan menderita akibat penjajahan Romawi. Para pemuka agama dan pimpinan lokal hanya menjadi boneka penjajah. Mereka bekerja sama untuk mengamankan kepentingan dan keuntungan pribadi. Rakyat dibiarkan menderita, tanpa dukungan dan bimbingan. Mereka bagaikan domba tanpa gembala, gambaran yang sungguh memilukan.

Domba adalah ternak yang amat butuh gembala. Tanpa gembala, mereka mudah kehilangan arah, keasyikan merumput, mudah kehilangan kawanan, dan tidak awas terhadap bahaya. Itulah gambaran diri kita, manusia. Kita selalu butuh bimbingan dari sang Gembala, butuh teman dan sesama, sebab kita juga makhluk yang rentan, yang mudah kehilangan arah karena asyik mencari makan. Kita juga sering lupa akan bahaya karena sibuk dengan pekerjaan harian.

Menarik bahwa Yesus tidak langsung bertindak sendiri. Belas kasihan Tuhan membutuhkan tangan-tangan manusia. Karena itu, Ia memilih kedua belas pembantu terdekat-Nya. Sebelum memilih, mereka diminta berdoa agar sang Empunya Tuaian mengirim para pekerja yang layak. Para pekerja di ladang Tuhan bukanlah orang sembarangan. Mereka adalah jawaban atas doa-doa umat. Mereka adalah orang-orang pilihan, yang dikenal-Nya dengan nama. Panggilan Tuhan selalu bersifat personal, tidak pernah bersifat massal.

Namun, mereka juga dipanggil bersama rekan sekerja. Panggilan juga bersifat komunal, sebab Tuhan memanggil manusia ke dalam persekutuan. Tuhan tidak memanggil manusia untuk bekerja sendirian. Karena itu, mereka diutus-Nya untuk bermisi bersama. Pekerjaan mereka pun jelas, yakni mencari dan menyelamatkan “domba-domba yang hilang”. Artinya, mereka diutus kepada orang-orang yang paling membutuhkan tuntunan, kebebasan, kesehatan, dan kehidupan yang layak.

Apakah pekerjaan sebagai misionaris itu merupakan beban? Oh tidak! Misi adalah ungkapan terima kasih kita akan panggilan Allah. Semuanya sudah kita terima secara gratis, sehingga kita harus membagikan cinta dan rahmat Allah secara cuma-cuma kepada sesama, khususnya mereka yang paling membutuhkan.