Pentingnya Introspeksi dan Memperbaiki Diri Sendiri

Senin, 26 Juni 2023 – Hari Biasa Pekan XII

94

Matius 7:1-5

“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

***

Tidak ada manusia di dunia ini yang dilahirkan sempurna, tanpa cacat cela sedikit pun. Setiap orang pasti punya kelemahan dan kelebihan masing-masing. Setiap orang juga pasti pernah membuat kesalahan, tidak selamanya ia bisa terus berbuat benar. Sayangnya, selalu saja ada orang yang tidak bisa melihat kelemahan diri sendiri, tetapi pandai melihat kelemahan sesamanya. Bisa jadi, orang ini sebenarnya tahu kelemahan dan kekurangan dirinya, tetapi sulit untuk mengakuinya di hadapan orang lain. Untuk menutupi kelemahan tersebut, ia pun memilih cara dengan selalu mencari-cari dan membesar-besarkan kesalahan orang lain.

Dalam bahasa Jawa, ada ungkapan “ora ngilo githoke dewe”. Ora artinya “tidak”; ngilo artinya “becermin”; githok artinya “tengkuk”; sedangkan dewe artinya “sendiri”. Dengan demikian, “ora ngilo githoke dewe” berarti orang yang tidak bisa melihat tengkuknya sendiri. Memang dalam kenyataan, tanpa bantuan cermin yang diletakkan di depan dan di belakang kita atau tanpa bantuan orang lain, kita tidak mungkin bisa melihat tengkuk kita sendiri. Sejalan dengan itu, untuk bisa melihat kekurangan diri sendiri, kita sungguh memerlukan bantuan orang lain.

Yesus hari ini menegur orang-orang munafik yang cepat dan pandai melihat kesalahan orang lain, tetapi sulit mengakui kesalahan diri sendiri, sulit menerima teguran atau kritikan dari sesama. Orang-orang ini maunya menang sendiri, serta selalu saja merasa diri paling benar. Jika kita termasuk di dalamnya, kita diajak untuk senantiasa melakukan introspeksi dan bertekad untuk memperbaiki diri agar berubah menjadi pribadi yang lebih baik.