Jalan Menuju Hidup Kekal

Senin, 21 Agustus 2023 – Peringatan Wajib Santo Pius X

90

Matius 19:16-22

Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?” Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

***

Sejumlah orang berani memastikan bahwa kekayaan adalah bukti bahwa seseorang diberkati Allah. Konsekuensinya, orang kaya pasti masuk surga, demikian mereka berkata. Yang lain merasa diri telah menepati syarat-syarat untuk memperoleh hidup kekal, yakni dengan rajin beribadah dan menaati hukum-hukum agama. Hal itu pasti akan membuat Tuhan membukakan pintu surga bagi mereka, demikian mereka berkata. Untuk semua orang yang berpikiran seperti itu, bacaan Injil hari ini melontarkan teguran: Manusia hendaknya jangan berusaha mendikte Allah!

Kehidupan kekal benar-benar berada di luar jangkauan manusia. Serahkanlah itu pada kekuasaan dan kebaikan hati Allah. Kita perlu bersikap rendah hati, mengingat kita ini senantiasa penuh kekurangan, sehingga sebenarnya tidak layak menerima anugerah sebesar itu.

Kita juga perlu bersikap percaya. Sikap percaya itu terwujud secara konkret dalam kesediaan untuk meninggalkan segala sesuatu dan menjadi pengikut Yesus. Mengikut Yesus adalah jalan menuju hidup kekal! Kita mesti percaya akan hal ini dan menyingkirkan segala sesuatu yang menghalangi perjalanan kita. Sikap radikal tersebut mesti ditunjukkan dalam tindakan melepaskan diri dari keterikatan-keterikatan duniawi, misalnya keterikatan terhadap materi dan harta milik.  

Namun, jangan sampai salah mengambil kesimpulan. Beribadah, menaati hukum, melakukan kebaikan, hidup saleh, dan memberi sedekah tetap merupakan hal-hal positif yang perlu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Yang harus dihindari adalah menuntut Allah agar memberi balas jasa atas segala kebaikan yang telah kita lakukan. Kita didorong untuk berbuat baik tanpa pamrih. Berbuatlah baik demi kebaikan itu sendiri.