Melibatkan Tuhan

Kamis, 28 September 2023 – Hari Biasa Pekan XXV

79

Lukas 9:7-9

Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati. Ada lagi yang mengatakan, bahwa Elia telah muncul kembali, dan ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit. Tetapi Herodes berkata: “Yohanes telah kupenggal kepalanya. Siapa gerangan Dia ini, yang kabarnya melakukan hal-hal demikian?” Lalu ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus.

***

Kecemasan Herodes merupakan reaksi manusiawi jika seseorang merasa tidak nyaman dalam hidupnya. Ketidaknyamanan itu bisa dipicu oleh pikiran sendiri. Herodes cemas karena dia sedang menikmati kenyamanan sebagai penguasa secara berlebihan. Jangan sampai segala kenikmatan yang dirasakannya itu direbut oleh orang lain. Demikianlah, semakin seseorang masuk pusaran kenikmatan duniawi, semakin teranglah bahwa roh jahat yang menguasai hidupnya.

Tidak mau berbagi, takut kehilangan, dan egoisme yang tinggi, itulah tanda-tanda seseorang dikuasai oleh kuasa kejahatan. Apa yang keluar dari dirinya adalah demi kenyamanannya pribadi. Herodes ingin bertemu Yesus bukan karena kesungguhan hati ingin melihat karya Allah, melainkan hanya demi ketenangan batin dari segenap kecemasan yang sedang dia alami. Pengikut Yesus yang semu akan bersikap demikian. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau secara total menyerahkan diri kepada Allah.

Sibuk dengan pikiran sendiri sering kali membuat kita jatuh pada rasa pesimis, cemas, dan takut untuk melangkah. Hal itu membuat rahmat Allah tidak bisa dirasakan secara sempurna. Akibatnya, rasa syukur menjadi mandul, diganti dengan tumpukan permohonan yang berorientasi pada egoisme. Orang mempertahankan kepentingannya sendiri, sehingga sikap curiga dan kurang percaya kepada orang lain semakin meruncing.

Sibuk dengan pikiran sendiri juga membuat diri kita mudah lelah, sebab kita tidak melibatkan Allah dalam setiap perkara hidup kita. Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk melepaskan belenggu kesesatan pikir. Bukan hanya kita sendiri yang menanggung beban hidup. Ada Tuhan yang selalu siap untuk membantu. Geliat untuk melibatkan Tuhan akan nyata hasilnya jika kita memelihara kedekatan dengan-Nya.

Kedekatan dengan Tuhan tidak hanya tampak melalui ketekunan dalam hal berdoa dan memuji-Nya. Kedekatan itu tampak pula ketika kita mengeluh kepada-Nya. Mengeluh berarti mengharapkan pertolongan dari-Nya. Dengan mengeluh kepada-Nya sebetulnya kita menyiapkan hati untuk mendengarkan apa yang akan Ia sabdakan bagi kita. Ini membutuhkan keterbukaan dan kerendahan hati. Mendengarkan Tuhan yang bersabda akan memampukan kita menyelesaikan segala kesulitan hidup. Karena itu, kita harus mau mengenal Tuhan dengan sempurna. Selamat menjalani kesibukan sehari-hari dengan bekal sabda Tuhan. Tuhan memberkati.