Tuhan Tidak Pernah Meninggalkan Kita

Rabu, 13 Maret 2024 – Hari Biasa Pekan IV Prapaskah

79

Yesaya 49:8-15

Beginilah firman TUHAN: “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau, dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau; Aku telah membentuk dan memberi engkau, menjadi perjanjian bagi umat manusia, untuk membangunkan bumi kembali dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka yang sudah sunyi sepi, untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah! kepada orang-orang yang ada di dalam gelap: Tampillah! Di sepanjang jalan mereka seperti domba yang tidak pernah kekurangan rumput, dan di segala bukit gundul pun tersedia rumput bagi mereka. Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka, sebab Penyayang mereka akan memimpin mereka dan akan menuntun mereka ke dekat sumber-sumber air. Aku akan membuat segala gunung-Ku menjadi jalan dan segala jalan raya-Ku akan Kuratakan. Lihat, ada orang yang datang dari jauh, ada dari utara dan dari barat, dan ada dari tanah Sinim.” Bersorak-sorailah, hai langit, bersorak-soraklah, hai bumi, dan bergembiralah dengan sorak-sorai, hai gunung-gunung! Sebab TUHAN menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang-Nya yang tertindas. Sion berkata: “TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.” Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau.

***

Pesan Nabi Yesaya hari ini sangat indah dan meneguhkan kita: Tuhan menghibur umat-Nya dan menyayangi orang-orang tertindas! Kita diajak untuk bergembira karena Tuhanlah penolong sejati hidup kita. Kasih-Nya hebat dan dahsyat. Tuhan selalu menolong tepat pada waktunya. Kasih-Nya tak pernah terlambat. Ia tidak pernah meninggalkan kita. Hanya orang-orang yang terkungkung dalam kekecewaan, dendam, dan sakit hati yang kurang merasakan pertolongan Tuhan. Mereka merasa seperti itu karena alih-alih memohonkan terjadinya kehendak Tuhan, mereka memaksakan terlaksananya kehendak mereka sendiri.

Masa pantang dan puasa, yang disebut juga masa pertobatan, menjadi kesempatan bagi kita untuk mempertajam mata iman. Olah rohani yang kita lakukan adalah sarana untuk melihat kehadiran Tuhan dalam hidup. Dengan hati yang jernih dan bersih, pikiran yang terang, serta perasaan yang damai, tenteram, dan bahagia, kita akan mampu merasakan, melihat, dan mengagumi karya-karya Tuhan.

Saudara-saudari sekalian, Tuhan tidak pernah tidur. Ia senantiasa mewujudkan kasih-Nya terhadap manusia secara aktif. Uluran tangan-Nya tidak pernah ditarik, tidak pernah kendur. Mari kita menanggapi kemurahan hati-Nya itu dengan juga tidak kendur dalam iman. Jadilah pribadi yang tidak mudah kecewa dan sakit hati terhadap-Nya, sebab Tuhan tidak pernah lalai dalam mencintai kita dan tidak pernah meninggalkan kita.