Sehelai Daun Zaitun Segar di Paruhnya

Eco Lectio Divina 26

27

Sesudah lewat empat puluh hari, Nuh … melepas seekor burung merpati untuk melihat apakah air itu telah berkurang dari muka bumi. Namun, burung merpati itu tidak mendapat tempat untuk menumpukan kakinya … Ia menunggu tujuh hari lagi, kemudian burung merpati itu kembali dilepaskannya dari bahtera. Menjelang senja burung merpati itu kembali kepada Nuh dengan sehelai daun zaitun segar di paruhnya, sehingga Nuh mengetahui bahwa air itu telah berkurang dari atas bumi (Kej. 8:6-11).

***

Binatang lebih pandai dan lebih tajam membaca tanda-tanda alam daripada manusia. Nuh dibantu seekor burung merpati dalam mengetahui keadaan bumi. Sehelai daun zaitun yang segar menjadi tanda harapan bahwa banjir sudah berkurang. Burung itu nantinya tidak kembali, menandakan bahwa bumi siap dihuni kembali oleh makhluk hidup.

Dalam krisis berkurangnya keanekaragaman hayati saat ini, hendaknya manusia dengan rendah hati belajar dari keuletan segala jenis makhluk untuk bertahan hidup, alih-alih hanya menjadikan mereka kelinci pencobaan dalam laboratorium.

***

Marilah berdoa:

Terpujilah Engkau, Tuhan, atas naluri dan kegigihan yang telah Kauletakkan dalam setiap makhluk-Mu. Buatlah kami belajar dari siasat mereka untuk bertahan hidup, agar kami mampu memelihara keanekaragaman ciptaan-Mu dan bisa menghentikan proses kemerosotannya saat ini. Amin.